Pada Sabtu (8/4), dua kapal migran tenggelam di lepas pantai Tunisia dan sebanyak empat orang meninggal dunia serta 20 lainnya masih hilang.
Italia menjelaskan, sekitar 31.300 migran telah tiba di sana sejauh ini pada tahun 2023. Naik dari sekitar 7.900 pada periode yang sama tahun lalu.
Tim penyelamat mengatakan, sebagian besar migran telah berangkat dari Libya dan Tunisia, dan awalnya berasal dari Pantai Gading, Guinea, Bangladesh, Tunisia, dan Pakistan.
“Pengalaman mengajarkan kita bahwa mengadopsi garis yang lebih keras untuk mengekang migrasi tidak teratur tidak akan mencegah keberangkatan, tetapi justru mengakibatkan lebih banyak penderitaan dan kematian manusia di laut.”
“Sebaliknya, akan jauh lebih baik bagi negara-negara untuk menyediakan jalur migrasi yang aman dan teratur serta mencegah kematian yang tidak perlu,” jelasnya.
IOM Buka Suara
Pada Rabu (12/4), Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) melaporkan jumlah orang tewas dan hilang di sepanjang Mediterania, tengah mencapai tingkat tertinggi setiap kuartal pertama. Sejak 2017 dalam tiga bulan pertama tahun ini.
IOM mendokumentasikan 441 kematian pengungsi di sepanjang rute tersebut selama Januari, Februari, dan Maret 2023. Lalu dibandingkan dengan 742 pada 2017 dan 446 pada 2015 lalu.
“Krisis kemanusiaan yang berkepanjangan di Mediterania tengah tidak dapat ditoleransi,” kata Kepala IOM, Antonio Vitorino.
Vitorino juga menyerukan, lebih banyak operasi pencarian serta penyelamatan oleh otoritas negara.
Sementara Badan Perbatasan Uni Eropa Frontex mengatakan, tiga kali lebih banyak orang yang berusaha mencapai Eropa melalui Mediterania dalam tiga bulan pertama tahun 2023 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Frontex memaparkan 54.000 penyeberangan terjadi di blok tersebut melalui seluruh rute pada kuartal pertama tahun 2023. Naik seperlima dari tahun lalu.
“Rute Mediterania Tengah menyumbang lebih dari setengah dari semua penyeberangan perbatasan yang tidak teratur ke Eropa,” terang Frontex.
Frontex juga mengatakan, hampir 28.000 orang telah tiba di sana dari awal tahun hingga akhir Maret. Tiga kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun 2022 lalu. (spm/ads)