Selain itu, industri hiburan menghadapi tekanan persaingan yang semakin ketat dari platform streaming lainnya, seperti Netflix, Amazon Prime, dan HBO Max.
Disney+ telah berhasil menarik jutaan pelanggan, tetapi strategi investasi dalam konten original dan akuisisi perusahaan-perusahaan seperti 20th Century Fox telah mengakibatkan biaya yang signifikan.
Perubahan perilaku konsumen juga berdampak pada perusahaan ini, dengan banyak pemirsa beralih ke layanan streaming dan meninggalkan langganan TV kabel tradisional.
Ini mempengaruhi salah satu sumber pendapatan utama Disney, yaitu jaringan kabelnya, ESPN.
Dalam perdagangan terakhir, harga saham Disney (DIS) turun hingga 20%, mencapai level terendah dalam beberapa tahun.
Para investor yang telah lama mendukung perusahaan ini mulai merasa cemas tentang masa depan Disney.
CEO Disney, Bob Chapek, dalam pernyataannya mengakui tantangan yang dihadapi oleh perusahaan ini dan mengungkapkan tekad untuk terus beradaptasi.
“Kami berkomitmen untuk tetap menjadi pemimpin dalam dunia hiburan. Kami akan terus berinvestasi dalam inovasi dan kreativitas, serta memanfaatkan kekuatan merek Disney,” kata Chapek.
Disney juga berusaha untuk berdiversifikasi dengan menggabungkan teknologi dan hiburan.
Mereka telah memperluas kehadiran mereka di bidang teknologi dan mengembangkan produk-produk. Seperti perangkat streaming, game, dan realitas virtual.
Meskipun perusahaan telah merayakan seabad keberhasilan dan kreativitas, perusahaan juga harus menghadapi tantangan besar dalam menghadapi perubahan yang terus berlanjut di industri hiburan.
Para investor, sementara merayakan warisan Disney, harus memantau dengan cermat bagaimana perusahaan ini akan mengatasi ketidakpastian yang dihadapinya dan menciptakan masa depan yang lebih cerah. (paa/ads)