“Rumbai tradisional adalah cara yang diterima untuk memiliki rumah yang sejuk,” kata Bonface Ewaar, pemimpin pemuda di Katilu.
“Murah karena bahan untuk membangun tersedia secara lokal,” katanya.
Ia juga menambahkan, bahwa masyarakat pedesaan umumnya tidak mampu membeli AC karena tingkat kemiskinan yang tinggi dan kurangnya akses listrik.
Seperti Ewoi, Joyce Lokalel (31), ibu empat anak di Katilu, membangun rumah beratap besi pada tahun 2013, tetapi baru-baru ini.
Mereka membangun rumah lain dengan atap jerami tradisional untuk menghindari panas.
Alhasil, rumah jerami sangat penting bagi ibu hamil, yang mungkin perlu istirahat di siang hari, serta bayi dan balita.
“Panas ini datang pada saat saya harus bekerja lebih keras tetapi sekarang saya tidak melakukan apa-apa hampir sepanjang hari,” terang Lokalel.
Sementara itu, Kenya mengalami kekeringan terburuk dalam 40 tahun, yang telah membunuh ternak dan tanaman di beberapa daerah.
Ditambah pula, memicu krisis kelaparan yang semakin parah. (spm/fau)