Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

WHO Desak Penanganan DBD Bangladesh yang Kian Menjadi Endemi

WHO Desak Penanganan DBD Bangladesh yang Semakin Menjadi Endemi
Perawatan Para Pasien DBD Bangladesh. (Sumber: Dhaka Tribun)

ANDALPOST.COM – Organisasi Kesehatan Dunia WHO semakin mendesak penanganan terkait kasus Demam Berdarah (DBD) yang terjadi di Bangladesh. 

Hal tersebut dikarenakan semakin meningkatnya kasus orang yang terjangkit hingga meninggal dunia. Maraknya penyakit DBD membuat kasus tersebut berubah menjadi masalah nasional negara Asia Selatan tersebut. 

Pada awalnya penyakit DBD di negara tersebut masih dianggap hanya sebagai sebuah penyakit musiman pada musim hujan di bulan Juli/Agustus.

Akan tetapi perkembangan yang meningkat dengan menyentuh ribuan kasus di Bangladesh membuatnya menjadi sebuah permasalahan yang tidak sepele. 

Saat ini tanggapan yang dilakukan pemerintah sudah mulai dilakukan dengan membuka enam Rumah Sakit di ibu kota Dhaka. 

Di samping itu, otoritas juga menyelenggarakan pelatihan bagi tenaga kesehatan, menyediakan pasokan saline intravena dan obat pendukung ke fasilitas medis.

Selain itu diupayakan pula peningkatan pengawasan, komunikasi mengenai risiko, partisipasi masyarakat, dan uji laboratorium.

DBD di Bangladesh

Wabah ini telah mengalami peningkatan yang signifikan sejak akhir Juni. Total 69.483 kasus yang telah dikonfirmasi dan 327 kematian terkait telah tercatat antara 1 Januari hingga 7 Agustus 2023.

Hak tersebut diikuti dengan tingkat kematian kasus sebesar 0,47 persen, menurut lembaga kesehatan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kasus-kasus ini berasal dari seluruh 64 distrik di negara tersebut.

Kemudian pada bulan Juli, tercatat 43.854 kasus dan 204 kematian, yang merupakan 63 persen dari total kasus dan 62 persen dari total kematian. 

Ini merupakan peningkatan yang sangat tajam, belum pernah terjadi dalam lima tahun terakhir, yang menggarisbawahi tingkat kegentingan dari wabah yang sedang berlangsung.

Terhitung sejak Minggu (13/08/2023), dalam laporan media Bangladesh Dhaka Tribun, mengatakan bahwa sudah terdapat 11 kematian dalam jangka waktu 24 jam. 

Dikatakan bahwa peningkatan tersebut terjadi karena kasus jangkit yang semakin melonjak menjadi 398 hingga periode saat ini.

WHO Desak Penanganan DBD Bangladesh yang Semakin Menjadi Endemi
Ilustrasi Nyamuk DBD. (Sumber: bssnews.net)

Ilustrasi Nyamuk DBD. (Sumber: bssnews.net)

Selama periode tersebut, 2.905 lebih pasien dirawat di rumah sakit karena demam virus, menurut Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (DGHS).

DGHS juga memberikan keterangan bahwa dari pasien baru, 1.042 dirawat di rumah sakit di Dhaka dan sisanya di luar kawasan tersebut. 

“Sebanyak 9.733 pasien demam berdarah, termasuk 4.335 di ibu kota, kini menerima perawatan di rumah sakit di seluruh negeri” lapor Dhaka Tribun.

Perkembangan lainnya yang dilaporkan oleh DGHS mengatakan bahwa pada tahun ini terdapat 85.411 kasus DBD dan 75.280 pasien sembuh.

Desakan WHO

WHO melakukan penilaian terhadap kasus DBD yang terjadi di Bangladesh dan menilai bahwa kondisi kasus mencapai level “tinggi”.

Badan Kesehatan Dunia itu juga menyerukan agar dilakukannya vektor terpadu (IVM) untuk mengendalikan populasi nyamuk dan mengurangi kontak manusia-vektor.

Bukan hanya tekanan yang diberikan kepada pemerintah, WHO juga mengajak masyarakat agar melakukan pengontrolan secara individu. 

Yang dimana, dapat mengatasi perkembangan nyamuk dengan mengoleskan krim penangkal nyamuk yang efektif pada kulit.

Selain itu, menjaga kebersihan pakaian hingga pekarangan rumah agar tidak menjadi tempat perkembang biakan nyamuk. 

Diupayakan pula penggunaan produk aerosol insektisida rumah tangga atau obat nyamuk bakar, serta kasa jendela dan pintu, yang dapat mengurangi kemungkinan nyamuk memasuki rumah. (ben/fau)