Namun hal yang sangat disayangkan adalah vaksin tersebut tidak cukup melindungi remaja dan orang dewasa. Parahnya lagi, usia-usia tersebut menyumbang hampir 90 persen dari penularan TB secara global.
Sementara itu, baru-baru ini kasus investasi untuk vaksin tuberkulosis (TB) baru menjadi sebuah studi yang ditugaskan WHO.
Studi tersebut mempelajari vaksin yang 50 persen efektif dalam mencegah penyakit di kalangan remaja dan orang dewasa. Serta dapat mencegah hingga 76 juta kasus TB baru, atau sekira 8,5 juta kematian.
Mereka juga mempelajari tentang vaksin yang 75 persen efektif dapat mencegah hingga 110 juta kasus TB baru dan 12,3 juta kematian.
Studi lebih lanjut itu menunjukkan bahwa setiap 1 dolar amerika (15 ribu rupiah) yang diinvestasikan dalam 50 persen vaksin, efektif dapat menghasilkan pengembalian ekonomi sebesar 7 dolar amerika (105 ribu rupiah). Hal ini berkaitan dalam hal biaya kesehatan yang dapat dicegah dan peningkatan produktivitas.
Lebih lanjut lagi, dalam rangka meninjau kemajuan terhadap komitmen yang dibuat dalam deklarasi politik 2018, Kepala Negara dan Pemerintahan akan bertemu untuk Pertemuan Tingkat Tinggi PBB kedua tentang TB pada akhir tahun ini.
Oleh karena itu, hal ini juga sebenarnya dapat memberikan peluang penting untuk mengoreksi kemunduran dalam tanggapan TB, yang mencakup pengembangan mendesak dan pengiriman vaksin TB baru.
(RNH/MIC)