Upaya Perdamaian
“Gencatan senjata yang hanya membekukan garis yang ada saat ini dan memungkinkan Putin untuk mengkonsolidasikan kendali atas wilayah yang dia rebut dan kemudian beristirahat, mempersenjatai kembali, dan menyerang kembali. Itu bukan perdamaian yang adil dan abadi,” bebernya.
“Itu akan melegitimasi perampasan tanah Rusia, itu akan memberi penghargaan kepada agresor dan menghukum korban,” imbuh dia.
Blinken menambahkan, jika Rusia siap untuk membahas perdamaian abadi, Washington akan menanggapinya secara terbuka untuk diskusi yang lebih luas tentang keamanan Eropa guna mengurangi kemungkinan konflik lebih lanjut.
AS telah menjadi pendukung militer dan ekonomi utama Ukraina, mengirimkan sistem senjata bernilai miliaran kepada negara itu. Tujuannya untuk mempertahankan diri melawan Rusia, yang invasinya dimulai pada Februari 2022 lalu.
Berbagai proposal perdamaian untuk mengakhiri perang pun telah muncul di berbagai ibu kota. Sebab agresi itu telah menelantarkan jutaan orang, mendorong harga pangan dan mengurangi kemakmuran dunia.
Zelensky membuat dorongan besar untuk mengadili Global South bulan lalu. Sebagai tanggapan atas gerakan perdamaian dari beberapa anggotanya.
Ia menghadiri KTT Liga Arab di Arab Saudi pada 19 Mei, mengadakan pembicaraan dengan tuan rumah Putra Mahkota Mohammed bin Salman, Irak dan delegasi lainnya.
Utusan China
China, yang menggembar-gemborkan rencana perdamaiannya sendiri, mengirim utusan utamanya ke Kyiv, Moskow. Serta Ibu kota Eropa lain guna membahas penyelesaian konflik berkepanjangan tersebut.
Afrika Selatan mengatakan, pekan lalu Kyiv dan Moskow telah sepakat untuk membahas rencana perdamaian dengan para pemimpin Afrika.
Vatikan juga menyempurnakan misi perdamaian bulan ini.
Blinken mengatakan, Washington sedang bekerja dengan Ukraina dan sekutu lainnya untuk membangun konsensus seputar elemen inti dari perdamaian yang tahan lama dan menyambut setiap inisiatif. Namun, mengatakan mereka harus menjunjung tinggi prinsip piagam PBB.
“Kami akan mendukung upaya – baik oleh Brasil, China, atau negara lain, jika mereka membantu menemukan jalan menuju perdamaian yang adil dan abadi,” jelas Blinken. (spm/ads)