ANDALPOST.COM – Perdana Menteri (PM) Malaysia, Anwar Ibrahim menyatakan proyek penanggulangan banjir, terutama di Johor akan dipercepat dan harus dimulai pada Juni mendatang.
Anwar mengatakan hal tersebut usai dirinya mengunjungi pusat bantuan banjir di negara bagian Malaysia yang paling terdampak, Minggu (05/03/2023).
Dia menyebut proses tender proyek perlu dilakukan secepatnya, lantaran banjir merupakan masalah serius yang kerap berulang terjadi di Malaysia.
“Jika kita tidak melakukan sesuatu yang serius untuk mengatasi masalah (banjir) ini, itu akan terjadi lagi. Ini bukan pertama kali, dan sudah berlangsung bertahun-tahun dan terkadang dua kali setahun,” ungkap Anwar.
“Dengan demikian, kami memutuskan bahwa proyek mitigasi banjir yang mahal senilai Rp2 triliun dan bahkan lebih akan dipercepat,” imbuhnya.
Anwar mengatakan penundaan enam proyek penanggulangan banjir sebelumnya untuk menghindari kebocoran alokasi untuk membantu masyarakat.
Saat ribuan orang berlindung di pusat-pusat bantuan, sang PM tetap mempertahankan prinsipnya untuk tidak mengumumkan keadaan darurat bencana di Johor.
Sebgai tambahan, keputusan pemerintah untuk tidak memberlakukan keadaan darurat dikarenakan hujan sudah mulai reda, dan banjir sudah mulai surut di beberapa tempat.
“Meskipun ada juga beberapa tempat di mana banjir tetap tergenang, untuk saat ini tidak perlu darurat (bencana),” terangnya.
Namun, pada rapat kabinet pada Jumat (03/03/2023), pemerintah sepakat untuk tidak mengumumkan keadaan darurat banjir di Johor.
Kendati begitu, Anwar mengatakan bantuan bagi para korban telah disalurkan guna meringankan beban mereka.
“Bantuan telah disalurkan dari pemerintah guna meringankan beban yang ditanggung para korban banjir,” tulis Anwar melalui akun Twitternya.
Jumlah Pengungsi Kian Meningkat
Jumlah korban banjir di pusat-pusat bantuan di Johor, Pahang dan Melaka kian meningkat.
Sedangkan, dua negara bagian lainnya justru menunjukkan penurunan pada Minggu (05/03/2023) pukul 14.00 waktu setempat.
Sebanyak 13.000 keluarga telah dievakuasi ke 260 pusat bantuan di 10 distrik. Lantaran negara bagian selatan yang dilanda hujan lebat selama beberapa hari juga mencatat curah hujan tertinggi dalam empat hari sejak 1991 silam.
Sementara itu, di negara bagian tetangga Pahang, lebih dari 3.000 orang telah dievakuasi. Sedangkan, wilayah Melaka, Selangor dan Negeri Sembilan mencatat lebih dari 1.000 pengungsi.
Lebih lanjut, polisi mengungkapkan sebanyak empat orang tewas sejak Rabu (01/03/2023) akibat bencana banjir tersebut.
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan Malaysia mengatakan pihaknya akan terus memantau kasus penyakit yang ditularkan melalui air setelah banjir. Khususnya, leptospirosis dan keracunan makanan.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.