ANDALPOST.COM – Pasukan Rusia kian menekan serangan di kota-kota garis depan di Ukraina timur, Senin (10/4/2023).
Sementara itu, pejabat Ukraina mengatakan Kyiv kini tengah mengubah rencana serangan balasan lantaran kebocoran dokumen rahasia Amerika Serikat (AS).
Rusia menggempur posisi Ukraina di sekitar Bakhmut yang terkepung di wilayah Donetsk timur dan kota-kota lain dengan serangan udara serta artileri.
“Musuh beralih ke taktik bumi hangus dari Suriah. Itu menghancurkan bangunan dan posisi dengan serangan udara serta tembakan artileri,” kata Kolonel Jenderal Oleksandr Syrskyi, komandan pasukan darat Ukraina.
Medan Perang
Kota kecil di tepi wilayah yang dikuasai Rusia di Donetsk selama berbulan-bulan telah menjadi medan perang terbesar dalam invasi kedua tahun ini.
Kepala bagian Donetsk yang dikuasai Moskow, Denis Pushilin, mengatakan pasukan Rusia sekarang menguasai sekitar 75 persen kota tersebut.
Namun, tak berhenti sampai situ, militer Moskow juga menargetkan kota Avdiivka.
“Rusia telah mengubah Avdiivka menjadi kehancuran total,” kata Pavlo Kyrylenko, gubernur regional Donetsk.
Kyrylenko menjelaskan serangan udara pada hari Senin menyebabkan gedung bertingkat hancur.
“Secara total, sekitar 1.800 orang tetap berada di Avdiivka, semuanya mempertaruhkan nyawa mereka setiap hari,” imbuhnya.
Saat pertempuran berlangsung, media AS CNN menyebut Ukraina telah dipaksa untuk mengubah beberapa rencana militer. Menjelang serangan balasan yang telah lama diantisipasi karena bocornya dokumen Washington.
Pejabat AS berupaya menyelidiki sumber kebocoran puluhan dokumen rahasia tersebut.
Mereka merinci berbagai topik, termasuk informasi tentang konflik Ukraina. Di mana AS telah memasok senjata ke Ukraina dalam jumlah besar dan memimpin kecaman internasional atas invasi Rusia.
Lebih lanjut, ajudan presiden Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan rencana strategis Kyiv tetap, namun taktik khusus selalu berubah.
Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional, Oleksiy Danilov menuturkan pendapat orang lain mengenai taktik serangan Ukraina tidak menarik bagi mereka.
“Pendapat orang-orang yang tidak ada hubungannya dengan ini tidak menarik bagi kami. Lingkaran orang yang memiliki informasi sangat dibatasi,” beber Danilov.
Beberapa pakar keamanan nasional dan pejabat AS menduga pembocor itu mungkin orang Amerika, tetapi mereka tidak mengesampingkan aktor pro-Rusia.
Namun, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov enggan memberikan komentar atas bocornya data rahasia tersebut.
“Faktanya ada kecenderungan untuk selalu menyalahkan segalanya pada Rusia. Secara umum, ini adalah penyakit,” terang Peskov.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.