ANDALPOST.COM – Prediksi populasi India saat ini hampir menyaingi populasi di China, yang merupakan negara paling padat di dunia dan tengah mengalami resesi seks.
PBB memproyeksikan populasi India bisa mencapai hingga 1.425.775.850 pada 14 April 2023 mendatang. Hal ini berarti jumlah tersebut menyalip catatan jumlah populasi China.
Seperti diketahui sejak tahun 1950, China menjadi negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Namun, belakangan ini China mengalami penurunan angka kelahiran, dan rendahnya gairah berhubungan seksual, menikah, serta mempunyai keturunan.
Apabila digabungkan, jumlah penduduk masing-masing di kedua negara tersebut diperkirakan mencapai sepertiga populasi dunia.
Situs Laman Kontan menyebut, Biro Statistik Nasional China melaporkan bahwa populasi negara tahun 2022 berkisar 1,4 miliar jiwa yang berarti turun sekitar 850.000 jiwa. Ditambah lagi, China mengalami krisis Kelaparan Hebat.
Adapun pada tahun 2022, tingkat kelahiran China hanya sebanyak 6,77 persen dari 1.000 orang. Dibandingkan dengan tahun 2021, angka kelahirannya berkisar 7,52.
Lebih lanjut, situs Los Angeles Times pada Rabu (12/4/2023) menerangkan survei dari beberapa penelitian menunjukkan perhitungan matematis, catatan kelahiran dan kematian. Hingga melakukan proyeksi terhadap jumlah penduduk India yang diduga akan melebihi China pada pertengahan April 2023.
Namun, para ahli demografi mengungkapkan hal tersebut merupakan prediksi yang tidak pasti, dan perkiraan kasar saja. Salah satunya hal ini dikatakan oleh Patrick Gerland, kepala bagian estimasi dan proyeksi populasi di PBB di New York.
Di samping itu, seorang ahli demografi di Université catholi juga mengatakan tidak mengetahui secara pasti dan persis terkait kapan populasi India akan melebihi China. Hal ini karena ada beberapa ketidakpastian, baik terkait populasi India maupun China.
Teknik Statistik Perhitungan Populasi India dan China
Disebutkan bahwa prediksi tim Demografi di Divisi Kependudukan PBB dilatarbelakangi berdasarkan berbagai sumber data dari proyeksi. Tujuannya, untuk mendapatkan angka demografis terbaru.
Seorang petugas urusan kependudukan PBB di New York, Sara Hertog mengungkapkan pada Juli 2022 perhitungan populasi India dan China dilakukan pembaruan terakhir terkait data yang digunakan.
Selanjutnya, seorang profesor di Universitas Sains dan Teknologi Khalifa di Abu Dhabi bernama Stuart Gietel-Basten menggunakan teknik statistik.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.