ANDALPOST.COM – Pengajuan perdamaian atas konflik antara Ukraina dan Rusia yang diajukan oleh Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, ditanggapi Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Andrey Rudenko.
Pernyataan Rusia tersebut dikeluarkan, setelah adanya tanggapan penolakan terhadap pengajuan Probowo Subianto.
Penolakan itu dilakukan oleh seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, yaitu Oleg Nikolenko.
Adapun penolakan tersebut diikuti dengan tanggapan bahwa ajuan dari Prabowo itu merupakan upaya yang menguntungkan Rusia. Oleh karena itu, hal tersebut membuat Ukraina geram.
Dalam komentar yang diberikan oleh Rudenko, dirinya mengatakan bahwa pihak Rusia akan menghormati setiap upaya yang dibuat oleh semua negara.
Upaya tersebut adalah mengenai mengenai peredaan konflik yang sedang terjadi saat ini.
Selanjutnya, ia juga menjelaskan bahwa upaya tersebut memiliki tujuan agar tercapainya perdamaian. Salah satunya adalah, usulan dari Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto.
Andrey Rudenko menjelaskan bahwa pihaknya (Ukraina) menyambut upaya baik penyelesaian konflik dari seluruh negara.
Hal tersebut ditanyakan, ketika dirinya ditanyai tentang usulan perdamaian yang diajukan oleh Menhan Indonesia tersebut.
“Kami menyambut baik upaya semua negara yang bertujuan untuk menyelesaikan konflik ini secara damai,” jelas diplomat senior Rusia itu, Senin (05/06/2023).
Terdapat pula penjelasan bahwa hingga saat ini, pihak Rusia masih belum mendapatkan proposal resmi dari ajuan perdamaian Indonesia.
Akan tetapi, informasi terkini yang mereka dapatkan hanyalah laporan dari sumber-sumber media yang membicarakan ajuan Prabowo Subianto tersebut.
Rusia-Ukraina dan Pengajuan Indonesia
Dalam menanggapi pengajuan Menhan Indonesia, dapat dilihat bagaimana kedua negara tersebut melihat upaya yang dinyatakan Prabowo dalam konferensi keamanan Dialog Shangri-La, di Singapura.
Kedua negara tersebut melihat upaya yang diajukan dalam sudut pandang yang berbeda.
Pihak Ukraina tegas menyatakan bahwa tidak ada wilayah yang disengketakan melainkan Rusia telah melakukan invasi.
Kemudian, penentangan keras diajukan pada ajuan Prabowo, dalam pengadaan referendum dan zona demiliterisasi di negara yang dikatakan sebagai ‘daerah sengketa’.
Sementara itu, dari sudut pandang yang cukup berbeda, Rusia melihat apa yang disampaikan oleh Prabowo Subianto sebagai sebuah upaya dari negara lain, dalam menanggapi dan mengatasi konflik yang terjadi di Ukraina tersebut.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.