ANDALPOST.COM – Rumah menjadi salah satu elemen penting dalam kehidupan manusia. Namun bagi sebagian orang, butuh kerja keras lebih untuk bisa memenuhi kebutuhan satu ini. Di Indonesia sendiri harga rumah sudah mencapai ratusan juta rupiah. Apalagi jika letaknya strategis harganya akan melambung tinggi.
Permasalah harga rumah yang tinggi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan di luar negeri, harga rumah nilainya lebih gila lagi, contohnya saja Australia.
Di Negeri Kangguru tersebut harga rumah terus melonjak tajam. Pada Bulan Juni kemarin, harga rumah di Australia kembali naik.
Kenaikan itu memperpanjang tren kenaikan yang telah terjadi tiga bulan sebelumnya. Artinya, pada bulan Juni merupakan kali keempat naiknya harga properti di Australia.
Salah satu konsultan properti, CoreLogic, menunjukkan harga rumah di Australia naik 1,1% pada Juni dari bulan sebelumnya, setelah mencapai titik terendah pada Februari dan memulai kenaikan berkelanjutan.
Setiap ibu kota negara bagian dan teritori kecuali Hobart Tasmania mencatat harga yang lebih tinggi untuk tempat tinggal, menurut CoreLogic. Sydney, kota terbesar di Australia dan ibu kota New South Wales, memimpin dengan lonjakan 1,7%. Brisbane, ibu kota Queensland, menyusul dengan 1,3%.
Tim Lawless dari CoreLogic mengatakan kurangnya pasokan masih menjadi pendorong utama kenaikan harga, menambahkan bahwa “aliran daftar ibu kota baru hampir 10% di bawah rata-rata lima tahun sebelumnya” pada bulan Juni.
Sydney Memimpin
Setiap ibu kota kecuali Hobart (yang turun 0,3 persen) melihat nilai rumah naik pada bulan Juni. Direktur riset CoreLogic Tim Lawless mencatat Sydney terus memimpin.
“Nilai rumah Sydney meningkat 1,7 persen lagi di bulan Juni, menjadikan pemulihan kumulatif sejak palung Januari menjadi 6,7 persen. Dalam dolar, nilai rata-rata perumahan Sydney naik sekitar $4.262 seminggu,” katanya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.