ANDALPOST.COM — Sebanyak 18 jenazah ditemukan hangus di sebuah desa terpencil di timur laut Yunani, Selasa (22/8/2023).
Puluhan korban tersebut meninggal akibat kebakaran hutan yang telah terjadi selama berhari-hari di tengah gelombang panas.
Akibatnya, pemerintah mengeluarkan peringatan merah di seluruh Eropa selatan guna menekan korban jiwa.
Petugas pemadam kebakaran mengatakan, mereka sedang menyelidiki apakah jasad korban yang ditemukan di dekat sebuah gubuk di selatan desa Avantas itu merupakan migran.
Pasalnya, kawasan sekitar Evros merupakan jalur populer bagi para migran dari Timur Tengah dan Asia yang menyeberang dari Turki.
Sedangkan kebakaran di Yunani kian sulit dipadamkan lantaran laju angin yang kencang.
“Kondisi cuaca sangat ekstrem dan akan tetap ekstrem dalam beberapa hari mendatang,” kata juru bicara Dinas Pemadam Kebakaran Vassilis Varthakogiannis.
Sebanyak 56 petugas pemadam kebakaran pun diketahui tiba di Yunani dari Rumania pada hari Selasa.
Pihak Yunani juga mengharapkan bantuan lebih lanjut dari Republik Ceko, Kroasia, Jerman dan Swedia untuk menyelesaikan bencana naas tersebut.
Evakuasi
Mulanya para korban tewas ditemukan di selatan desa Avantas dekat hutan Dadia yang luas. Lalu, pihak berwenang setempat kembali menemukan mayat yang diduga seorang migran.
Jenazah migran itu ditemukan di daerah pedesaan sekitar 40 km (25 mil) jauhnya.
“Mengingat tidak ada laporan orang hilang atau warga sekitar yang hilang, kemungkinan bahwa mereka adalah orang-orang yang masuk ke negara itu secara ilegal sedang diselidiki,” kata pemadam kebakaran.
Sementara itu, di kota pelabuhan Yunani Alexandroupolis, tidak jauh dari Avantas, kebakaran hutan memaksa puluhan pasien rumah sakit dievakuasi, termasuk bayi yang baru lahir.
Sebuah kapal feri diubah menjadi rumah sakit darurat setelah 65 pasien dievakuasi dari Rumah Sakit (RS) Universitas.
Pasien lanjut usia pun berbaring di kasur yang berserakan di lantai kafetaria. Paramedis merawat pasien lain dengan tandu dan seorang wanita menggendong seorang pria yang sedang beristirahat di sofa dengan infus terpasang di tangannya.
“Saya sudah bekerja selama 27 tahun, saya belum pernah melihat hal seperti ini,” kata perawat Nikos Gioktsidis.
“Tandu di mana-mana, pasien di sini, infus di sana, rasanya seperti perang, seperti bom meledak,” imbuhnya.
Kebakaran juga terjadi pada hari Selasa di dekat ibu kota Athena. Di mana kobaran api melahap pinggiran kota, di kaki Gunung Parnitha.
Sang jago merah melahap rumah-rumah warga, alhasil mereka terpaksa mengungsi.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.