ANDALPOST.COM – Ketua DPD Partai Demokrat Sumatera Utara M Lokot Nasution geram dengan perjodohan sepihak yang dilakukan oleh NasDem dengan menduetkan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Diketahui jika isu perjodohan antara Capres Anies Baswedan dengan Cawapres Muhaimin Iskandar mencuat beberapa hari ini.
Padahal Cak Imin yang notabene Ketum dari PKB adalah rekan koalisi dari Prabowo Subianto dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Namun beberapa hari lalu KKIR dikabarkan membentuk Indonesia Maju setelah bergabungnya PAN dengan Golkar.
Cak Imin bahkan merasa tidak tahu menahu soal perubahan nama koalisi tersebut. Hubungan ini akhirnya menjadi renggang bahkan membuatnya diisukan bakal merapat ke koalisi pengusung Ganjar Pranowo. Dia juga menjadi satu nama yang potensial untuk mendampingi Ganjar.
Namun belakangan hal mengejutkan mencuat setelah dia bakal dipasangkan dengan Anies Baswedan melalui keputusan sepihak.
Padahal ada Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono yang mengantri lebih awal untuk mendapatkan kursi Cawapres dari Anies Baswedan.
Hal ini tentu membuat kader Demokrat asal Sumut itu marah. Bahkan dia menginstruksikan semua kadernya untuk mundur teratur dalam mendukung pencalonan Anies.
Demokrat dan NasDem mulai renggang
Lokot bahkan mengatakan jika Anies Baswedan bersama NasDem sebagai seorang pengkhianat. Sehingga tidak ada tempat bagi mereka.
“Kita ketahui jika secara serta merta mas Anies melalui Surya Paloh tidak melakukan komunikasi dengan koalisi lainya termasuk partai Demokrat dan PKS mengambil sebuah kebijakan mengajak PKB sebagai koalisi,” kata Lokot.
Ia menyayangkan sikap NasDem yang semena-mena kepada Demokrat sejak awal berkomitmen untuk mendukung Anies Baswedan.
Harusnya untuk menetapkan rekan koalisi baru, Demokrat dilibatkan dalam pengambilan keputusan, terlebih mengambil manuver politik dengan menduetkan pasangan Anies Baswedan dan Cak Imin.
“Tapi langsung menetapkan Muhaimin Iskandar sebagai Cawapresnya, ke mana selama ini tentang persyaratan yang sudah disusun tentang kriteria-kriteria yang disusun bersama,” katanyaa.
Disisi lain bersama dengan AHY Demokrat juga tidak pernah mendesak agar putra sulung Presiden ke-6 itu mendapatkan tiket untuk mengisi kursi Cawapres Anies Baswedan.
Sikap dewasa yang ditunjukkan oleh Demokrat harusnya bisa ditiru oleh parpol koalisi. Namun justru NasDem malah bersikap sebaliknya dengan terburu-buru dan secara sepihak menjodohkan Anies-Cak Imin.
“Apa harus Mas AHY?. Tidak ada seperti itu, tetapi untuk menentukan Cawapres, untuk menentukan kemenangan itu, kita harus diskusi satu sama lain,” lanjutnya.
Tidak ada ampun untuk pengkhianatan
Apa yang dilakukan oleh NasDem bagi Demokrat sudah tidak bisa dimaklumi. Walaupun dia masih punya sikap toleran dengan setiap kesalahan. Namun untuk pengkhianatan jelas akan disikapi secara berbeda.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.