ANDALPOST.COM — Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat, yang saat ini dikuasai oleh Partai Republik, telah mengesahkan RUU yang kontroversial dengan memberikan dana sebesar $14,3 miliar (Rp 226 Triliun) untuk mendukung Israel dalam konflik dengan kelompok Hamas di Jalur Gaza.
Keputusan yang ditetapkan pada Jumat (3/11/2023) ini telah menimbulkan perdebatan yang sengit dan keprihatinan dalam dan luar negeri.
RUU ini mendapatkan dukungan mayoritas dari anggota DPR dari Partai Republik. Di mana menekankan komitmen sejarah Amerika Serikat terhadap Israel dan pandangan mereka tentang pentingnya mendukung Israel dalam menghadapi ancaman keamanan.
Namun, pengesahan RUU ini juga mengaitkan bantuan militer untuk Israel dengan pemotongan belanja negara dalam berbagai program dan inisiatif.
Pengaitan dana bantuan militer untuk Israel dengan pemotongan belanja negara telah memicu kecaman dari sejumlah anggota DPR dari Partai Demokrat. Serta sejumlah kelompok advokasi yang peduli dengan masalah luar negeri.
“Ini memberi Israel bantuan yang dibutuhkan untuk mempertahankan diri, membebaskan sandera, dan memberantas Hamas, yang merupakan misi yang harus dicapai,” kata Mike Johnson selaku Ketua DPR pada konferensi pers Amerika Serikat.
Mereka berpendapat bahwa Israel seharusnya tetap menerima dukungan militer tanpa harus terlibat dalam permainan politik anggaran yang tidak seharusnya.
Undang Kontroversi dan Kecaman di Seluruh Dunia
RUU tersebut juga telah menciptakan ketegangan antara Amerika Serikat dan Ukraina.
Meskipun sebelumnya telah ada dukungan kuat dari Amerika Serikat untuk Ukraina, RUU tersebut tidak memberikan bantuan khusus kepada Ukraina dalam konteks konflik dengan Rusia di wilayah Ukraina Timur.
Keputusan ini telah mengecewakan sejumlah pihak yang berharap ada dukungan yang lebih besar untuk Ukraina dalam upayanya mempertahankan kedaulatan dan integritas wilayahnya.
Partai Demokrat dan beberapa anggota DPR yang mendukung Ukraina pun telah menyuarakan kekecewaan mereka terhadap pengabaian Ukraina dalam RUU tersebut.
Mereka berpendapat bahwa Ukraina seharusnya mendapatkan perhatian dan dukungan yang lebih besar dari Amerika Serikat dalam situasi yang penuh ketegangan dengan Rusia.
Namun, para pendukung RUU ini berargumen bahwa sumber daya keuangan terbatas, dan pemerintah Amerika Serikat harus membuat keputusan yang sulit dalam alokasi dana.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.