Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Amerika Serikat dan Australia Mengundang Jepang Guna Meningkatkan Rotasi Pasukan

Wakil Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Australia Richard Marles, Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin tiba untuk konferensi pers di Washington. (Sumber: Japan Today)

ANDALPOST.COM – Amerika Serikat (AS) dan Australia akan mengundang Jepang untuk meningkatkan pertahanan rotasi pasukan mereka pada Selasa (06/12/2022). Kedua negara tersebut berjanji akan bersatu guna menghadapi kemajuan militer China yang begitu andal.

Menteri Pertahanan dan Luar Negeri Australia menjelaskan bahwa mereka setuju untuk meningkatkan interaksi militer dengan AS. Mereka mengaku menyutujuinya selama berdiskusi dengan rekan-rekan mereka di Washington.

Setelah melaksanakan diskusi di AS, Australia akan bertolak menuju Tokyo, Jepang. Mereka berharap dengan adanya jalinan kerjasama ini akan menyeimbangkan keamanan.

“Sangat penting bagi kami untuk melakukan hal itu untuk menyeimbangkan keamanan di kawasan kami dengan melibatkan negara-negara lain. Kami berharap dapat lebih terlibat dengan Jepang,” ungkap Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles.

“Kita bisa pergi ke Jepang pada akhir minggu ini dan mengundang untuk berpartisipasi lebih banyak dalam latihan dengan Australia dan Amerika Serikat,” tambahnya.

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, mengatakan bahwa sekutu akan mencari partisipasi Jepang dalam operasi bersama di Australia, di mana AS telah merotasi Marinir mereka sejak 2011 melalui Darwin.

Austin menyebutkan bahwa AS dan Australia sudah sepekat untuk meningkatkan rotasi gugus tugas pembom, jet tempur, serta Angkatan Darat dan Angkatan Laut AS.

“Kami sepakat untuk meningkatkan kerja sama pertahanan trilateral dan mengundang Jepang untuk berintegrasi ke dalam prakarsa kekuatan kami di Australia,” ungkap Llyod Austin.

Jepang merupakan sekutu AS yang terikat perjanjian dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini mereka tengah mencari kerja sama diplomatik yang berkembang dengan Australia.

Meski begitu, hubungan pertahanan mereka menjadi lebih sensitif lantaran pasifisme resmi Jepang sejak kekalahan Perang Dunia II.

Kendati begitu, Jepang telah berpartisipasi dalam latihan tiga arah pada bulan Mei lalu. Mereka melakukan latihan di lepas pantai timur laut Australia yang mencakup tembakan langsung infanteri serta integrasi tank.

Peringatan di China

Ketiga negara itu sepakat untuk bersatu setelah melihat peningkatan militer China di bawah Presiden Xi Jinping.

“Tindakan berbahaya dan koersif China di seluruh Indo-Pasifik, termasuk di sekitar Taiwan, terhadap negara-negara Kepulauan Pasifik, dan di Laut China Timur dan Selatan, mengancam perdamaian dan stabilitas kawasan,” kata Austin.

Sementara itu, Australia memasuki pakta keamanan tiga arah dengan AS dan Inggris untuk mengakuisisi kapal selam bertenagar nuklir pada tahun lalu.

Sayangnya, tindakan tersebut justru memicu kemarahan Prancis karena penjualan kapal selam konvensionalnya dibatalkan.

Menteri Luar Negeri, Antony Blinken, mengatakan kepada warga Australia bahwa AS berkomitmen untuk “memenuhi janji itu secepat mungkin”. Saat itu hubungan pertahanan memang datang meskipun ketegangan relatif mereda antara AS dan China.

Pada awal tahun 2023, Blinken direncakan melakukan kunjungan pertamanya ke Beijing setelah empat tahun tidak memiliki jadwal kunjungan ke negara tersebut.

Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong, mengatakan di Washington bahwa seharusnya tidak ada perubahan sepihak pada status quo atas Taiwan dan bahwa Canberra. Hal ini guna menghargai hubungan tidak resmi mereka yang telah berlangsung lama dengan Taiwan.

AS, Jepang, dan Australia memang telah bekerja sama dalam beberapa tahun terakhir. Diketahui kerjasama terakhir mereka bisa terlihat melalui Quad dengan India.

Kerja sama antar negara tersebut dilakukan untuk membentuk aliansi andal yang ditujukan kepada China.

(SPM/MIC)