ANDALPOST.COM – Pasukan China dan India terlibat pertarungan baru di perbatasan Himalaya pada pekan lalu. Pertarungan itu terjadi di Sektor Tawang di negara bagian Arunachal Pradesh di India timur laut yang semuanya diklaim oleh China. Negara China menyebut daerah itu sebagai Tibet Selatan.
Akibat dari pertarungan tersebut, beberapa pasukan dari kedua kubu mengalami luka-luka. Hal ini diungkap oleh salah satu sumber yang tidak ingin diketahui namanya pada Senin (09/12/2022).
Hubungan antara raksasa Asia bersenjata nuklir tersebut memang berada di titik terendah. Hal ini berkaitan sejak bentrokan yang menewaskan 20 tentara India dan empat tentara di perbatasan dataran tinggi pada Juni 2020 lalu.
Mengetahui pertempuran itu, negara China pun belum berkomentar secara resmi. Menurut sumber tersebut, tentara China mendekati daerah dekat Garis Kontrol Aktual perbatasan de facto, di mana telah disepakati bahwa tidak ada pihak yang akan berpatroli.
Namun, langkah yang dilakukan oleh China itu justru ditentang secara tegas oleh pasukan India.
Seorang komandan India segera mengadakan pertemuan dengan mitranya dari China guna membahas pertarungan tersebut. Hal ini sesuai dengan mekanisme terstruktur untuk perdamaian serta ketenangan.
Laporan media India mengutip sumber tanpa nama yang mengatakan bahwa insiden tersebut melibatkan sekitar 300 anggota Tentara Pembebasan Rakyat China.
Selain itu, pasukan China disebut-sebut menderita lebih banyak korban terluka.
Latihan Amerika Serikat (AS)-India
Sejak pertempuran tangan kosong yang mematikan pada tahun 2020 lalu, baik China maupun India telah mengirim ribuan pasukan guna memperkuat perbatasan.
Beberapa delagasi antar kedua pihak mengalami kegagalan untuk meredakan ketegangan secara substansial.
Sumber militer mengatakan bahwa ada “konfrontasi” lain antara pasukan India dan China. Hal ini terjadi pada minggu terakhir bulan November di wilayah Demchok di Ladakh, lebih jauh ke utara.
Belum jelas apakah ada korban luka akibat insiden yang pertama kali terjadi sejak September 2020 itu.
Sumber militer mengatakan bahwa telah terjadi peningkatan aktivitas di Ladakh oleh militer China, serta “kemungkinan” pelanggaran wilayah udara oleh angkatan udara China di wilayah yang sama.
Pihak China kembali meradang setelah tahu bahwa India mengikuti latihan militer bersama dengan AS pada bulan lalu di negara bagian Uttarakhand di India utara. Wilayah tersebut berbatasan langsung dengan China.
Buntut dari latihan militer AS dan India itu, tentara China memajang spanduk yang menolak latihan militer tersebut.
Perbatasan yang Disengketakan
India dan China mulai berperang pada tahun 1962 lantaran perbatasan mereka yang panjang dan disengketakan.
Jalur perbatasan yang membentang itu mencakup lebih dari 4.000 meter di atas permukaan laut, namun tidak pernah diberi batas pasti.
Suhu musim dingin bisa turun di bawah minus 30 Celcius, menghancurkan laras senjata dan menyita mesin.
Bahkan sebelum bentrokan Juni 2020, India secara strategis bergerak lebih dekat ke Barat, memperdalam kerja sama keamanan dengan AS, Jepang, dan Australia di kawasan Asia-Pasifik.
Dipersatukan oleh kekhawatiran mereka tentang pengaruh China yang meningkat di wilayah tersebut, bersama-sama negara itu membentuk aliansi Quad.
India juga telah memulai modernisasi angkatan bersenjatanya senilai Rp2 triliun, termasuk memesan helikopter serang dari AS serta sistem pertahanan rudal andal dari Rusia.
Usai bentrokan tahun 2020 lalu, India dengan keras melarang ratusan aplikasi seluler asal China, termasuk platform media sosial populer TikTok.
Perusahaan China yang beroperasi di India, termasuk pembuat ponsel Xiaomi dan Huawei, telah digerebek oleh otoritas pajak setempat.
Di sisi lain, perdangan bilateral tetap tumbuh sekitar Rp1,5 triliun per tahun, namun dengan catatan bahwa impor India dari China jauh lebih banyak daripada kegiatan ekspor ke negara tersebut.
(SPM/MIC)