Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Jepang, Inggris, dan Italia Bekerja Sama Membuat Jet Tempur Andal

Sebuah model jet tempur baru, yang disebut Tempest, di Farnborough Airshow, di Farnborough, Inggris pada 16 Juli 2018. (Sumber: CNA)

ANDALPOST.COM – Jepang, Inggris, dan Italia bekerja sama guna membuat jet tempur andal generasi berikutnya. Kerja sama tersebut merupakan kemitraan inovatif yang mencakup Eropa dan Asia.

Proyek itu juga merupakan kolaborasi pertahanan industri besar pertama Jepang di luar Amerika Serikat (AS) sejak Perang Dunia II.

Kesepakatan antara ketiga negara tersebut terjadi pada bulan Juli lalu serta bertujuan untuk mengoperasikan pesawat tempur andal tahun 2035 mendatang.

Rencananya, pesawat tempur itu akan menggabungkan proyek Future Combat Air System yang dipimpin Inggris atau dikenal sebagai Tempest.

Pesawat ini akan diberi program F-X Jepang bernama Global Combat Air Program (GCAP). Hal ini diungkap oleh negara tersebut pada Jumat (09/12/2022).

Invasi Rusia dan Ukraina juga menjadi latar belakang untuk mengintensifkan aktivitas militer China di sekitar Jepang dan Taiwan. Sehingga, perjanjian itu dapat membantu Jepang melawan kekuatan militer yang berkembang dari tetangganya yang lebih besar.

Selain itu, Inggris juga memiliki peran lebih besar di wilayah negara tersebut dan juga pendorong utama ekonomi glonal

“Kami berkomitmen untuk menegakkan tatanan internasional berbasis aturan, bebas dan terbuka, yang lebih andal dari sebelumnya. Terlebih, saat prinsip-prinsip ini ditentang, dan ancaman serta agresi meningkat,” ungkap ketiga negara tersebut.

Di sisi lain, keamanan regional juga kian memburuk sehingga pada bulan ini, Jepang akan mengumumkan rencana pembangunan militer yang diperkirakan bakal melipatgandakan pembelakaan pertahanan menjadi 2 persen dari produk domestik bruto.

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak secara terpisah mengatakan bahwa negaranya perlu tetap berada di ujung tombak teknologi pertahanan dan kesepakatan itu akan memberikan pekerjaan baru.

Sementara itu, BAE Systems Inggris, Mitsubishi Heavy Industries Jepang dan Leonardo Italia akan memimpin desain proyek pesawat tempur itu. 

Menurut Kementerian Pertahanan Jepang, pesawat tempur itu akan dirancang memiliki kemampuan digital canggih dalam artificial intelligence (AI) serta perang cyber. 

Kompatibel NATO

Pembuat rudal Eropa MBDA juga akan bergabung dalam proyek tersebut, bersama dengan produsen avionik Mitsubishi Electric. Rolls-Royce, IHI dan Avio Aero akan mengerjakan mesin pesawat tempur itu.

Tetapi, ketiga negara tersebut belum merampungkan sejumlah detail mengenai bagaimana proyek tersebut akan dilanjutkan, termasuk di mana tempat pengerjaannya serta di mana pengembangan akan dilakukan.

Kendati begitu, Inggris ingin Jepang memberikan izin keamanan kepada kontraktor yang akan mengerjakan proyek pesawat tempur tersebut. Pihak Inggris juga mengatakan negara-negara lain dapat bergabung dalam proyek besar itu.

Pesawat tempur yang akan digarap tersebut akan menggatikan pesawat tempur Typhoon. Rencananya pesawat baru itu dilengkapi armada F-35 Lightning yang kompatibel dengan pesawat tempur yang diterbangkan oleh mitra Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO).

Pengumuman kerja sama antara Jepang, Inggris, dan Italia itu dibuat beberapa hari usai Prancis, Jerman dan Spanyol mengungkapkan akan membuat pesawat tempur generasi berikutnya yang dapat beroperasi mulai tahun 2040.

Di sisi lain, AS telah berjanji untuk mempertahankan ketiga negara tersebut yakni Jepang, Inggris, dan Italia melalui keanggotaannya di NATO serta pakta keamanan terpisah dengan Jepang.

“Amerika Serikat mendukung kerja sama keamanan dan pertahanan Jepang dengan sekutu dan mitra yang berpikiran sama, termasuk dengan Inggris dan Italia,” kata Departemen Pertahanan AS dalam pernyataan bersama dengan Kementerian Pertahanan Jepang.

Jepang awalnya mempertimbangkan untuk membangun pesawat tempur berikutnya dengan bantuan dari kontraktor pertahanan AS Lockheed Martin. Namun mereka telah mengusulkan sebuah pesawat yang menggabungkan badan pesawat F-22 dengan sistem penerbangan dari pesawat tempur F-35.

(SPM/MIC)