ANDALPOST.COM – Sebuah mantel tembus pandang yang diberi nama InvisDefense merupakan kreasi empat mahasiswa pascasarjana di Universitas Wuhan, Tiongkok. Para mahasiswa ini telah memenangkan hadiah utama “Huawei Cup” berkat inovasinya yang luar biasa.
“Kami merancang produk ini untuk melawan deteksi berbahaya, untuk melindungi privasi dan keamanan orang dalam keadaan tertentu,” kata seorang peneliti dilansir dari Vice World News, Jumat (09/12/2022).
Sekilas tidak ada yang spesial dari mantel loreng tersebut karena bentuknya seperti mantel pada umumnya. Namun, mantel tersebut sebenarnya memiliki suatu kelebihan, yaitu tidak dapat terdeteksi oleh kamera pengintai atau CCTV berteknologi AI yang disertai inframerah.
Saat seseorang memakai mantel ini, secara otomatis kamera tidak akan dapat mendeteksi keberadaanya. Perlu diketahui bahwa pada 2019, Tiongkok telah dinobatkan sebagai negara yang 8 dari 10 kotanya memiliki pengawasan terketat yang luar biasa canggih di seluruh dunia.
Namun, hal tersebut sudah tergolong melanggar privasi warganya. Kekhawatiran terkait privasi warga China ini tampaknya mendorong para mahasiswa untuk menciptakan mantel tak kasat mata InvisDefense.
“Kamera CCTV berteknologi AI ada di mana-mana dan telah mengekspos privasi kita,” kata Wei Hui saat ditanya soal alasannya menciptakan mantel tersebut.
Untuk motifnya sendiri, mantel ini dibuat dengan kekuatan kamuflase. Sengaja didesain agar orang yang memakai mantel ini dapat menghindari deteksi kamera cahaya tampak (visible light) pada siang hari.
Selain itu, terpasang juga perangkat termal pada mantelnya yang mampu memancarkan suhu tertentu. Hal ini guna meloloskan diri dari kamera inframerah yang mendeteksi gerakan manusia di malam hari.
“Kami bekerja keras mempersiapkan mantel ini, dari desain hingga pembuatannya,” terang Wei Hui, mahasiswa pascasarjana ilmu komputer yang merancang algoritme inti mantel.
Ia menyebutkan bahwa baru kali ini ada benda seperti InvisDefense yang dapat menyamarkan keberadaan seseorang saat tersorot kamera pengintai canggih.
Tim Wei Hui menguji coba kemampuan mantelnya di kampus, dan terbukti dapat mengurangi deteksi hingga 57 persen. Mereka mengungkapkan bahwa cukup sulit untuk timnya mencari cara supaya produk ciptaannya ini dapat mengelabui kamera dan juga mata manusia.
“Kami menggunakan algoritme untuk menciptakan desain yang tidak mencolok, yang dapat menjadikan penglihatan kamera tidak efektif,” ungkap Wei.
“Produk ini tercipta supaya kita bisa melawan deteksi jahat, dan dapat melindungi privasi dan keselamatan orang dalam kondisi tertentu,” lanjutnya.
Sementara itu, berdasarkan laporan dari Urban Asia, mantel ini memang sudah dirancang khusus oleh mereka. Menurut Wei, bagian paling sulit dalam merancang mantel kamuflase ini adalah pada saat membuat keseimbangan pola.
Mantel InvisDevense dirancang memiliki warna terang untuk mengganggu penglihatan mesin, meskipun di dunia nyata warna ini justru menonjol. Untuk sementara ini, InvisDefense akan dijual seharga 500 yuan atau setara dengan Rp1,1 juta.
Melalui keberhasilannya membuat mantel kamuflase, Wei dan rekan-rekannya telah membuktikan bahwa kamera keamanan juga memiliki cacat.
Namun perlu digaris bawahi bahwa mereka perlu diapresiasi karena dapat menciptakan sesuatu yang dapat membuat obyek menjadi tembus pandang. Dalam hal ini, mereka bisa membuat obyek selain manusia juga bisa tidak terlihat, seperti benda mati atau mobil yang bergerak.
Para mahasiswa ini juga mencari cara supaya manusia bisa menghindari jenis kamera lain, baik yang menggunakan sensor jarak jauh, satelit maupun pesawat.
(RNH/MIC)