ANDALPOST.COM – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta senjata canggih dari negara mitra untuk mempertahankan kota Bakhmut, Jumat (3/1).
Usai pertemuannya dengan pemimpin Uni Eropa (UE) di Kyiv, Zelensky dengan tegas menyebut tidak akan menyerahkan kota Bakhmut.
“Tidak ada yang akan menyerahkan Bakhmut. Kami akan berjuang selama kami bisa,” terang Zelensky.
“Jika pengiriman senjata dipercepat, kami tidak hanya akan menarik diri dari Bakhmut, tapi juga akan mengambil alih Donbas,” sambungnya.
Seperti diketahui, sekutu Barat janji mengirim bantuan senjata berupa roket andal serta sistem rudal ke Ukraina.
Selain itu, UE juga setuju menerapkan batasan harga produk minyak bumi Rusia guna membatasi anggaran dana Presiden Vladimir Putin.
Lebih lanjut, Amerika Serikat (AS) juga mengumumkan paket senjata serta amunisi baru senilai Rp33 triliun.
Menurut Pentagon di dalamnya termasuk bom presisi berpeluncur roket.
Senjata tersebut dapat menggandakan jangkauan serangan Ukraina terhadap pasukan Rusia.
Ukraina juga memiliki senjata berupa bom berdiameter kecil yang diluncurkan dari darat atau kerap disebut GLSDB.
Bom tersebut dapat terbang hingga 150 km dan dapat mengancam jalur pasokan utama Rusia, depot senjata, serta pangkalan udara.
GLSDB memungkinkan pasukan Kyiv untuk menyerang di mana saja, termasuk di wilayah Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhia.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.