Kebakaran Menjadi Pukulan bagi Perekonomian Maui
Dilaporkan oleh CNN pada Kamis (10/8/2023), bahwa bencana kebakaran hutan yang telah banyak menghancurkan bangunan-bangunan di wilayah sekitar Maui, telah menewaskan sedikitnya 36 orang.
Kebakaran ini juga mengancam perekonomian Maui yang baru saja pulih dari pandemi.
Maui sangat menggantungkan perekonomiannya pada wisatawan yang berkunjung dari daratan Amerika Serikat, Kanada, Jepang, dan negara lainnya.
Maui merupakan pulau kedua di Hawaii yang paling banyak dikunjungi setelah Oahu. 1,5 juta orang telah mengunjungi pulau ini selama hanya paruh pertama tahun ini. Ini meningkat sebanyak 6% dari periode yang sama tahun lalu.
Dikabarkan, perlu waktu berbulan-bulan untuk dapat menilai secara menyeluruh mengenai dampak ekonomi dan kebakaran hutan ini.
Namun, pariwisata merupakan 80% urat nadi ekonomi Maui dan didapatkan dari hasil pengunjung yang berbelanja di pulau itu.
Dewan Pengembangan Ekonomi Maui mengatakan bahwa pariwisata “menyentuh setiap aspek” dari Maui, dan “tidak dapat disangkal merupakan ‘mesin ekonomi’” pulau tersebut.
Sementara Debbie Cabebe, CEO Peluang Ekonomi Maui, mengatakan, “dengan situasi ini, tantangannya adalah banyak orang yang tidak memiliki rumah. Banyak dari mereka berpenghasilan rendah, dan tidak ada cukup rumah dan tempat untuk menampung mereka.”
Ia juga menyampaikan kebingungannya akan di mana mereka akan menempatkan para warga ketika pembangunan kembali dimulai.
Dilaporkan juga, akibat kebakaran ini, banyak orang kehilangan rumahnya yang menyebabkan angka tunawisma meningkat.
Tidak hanya itu, terdapat krisis harga perumahan yang terjangkau. Sehingga membuat segala hal semakin sulit untuk orang-orang yang baru kehilangan rumahnya untuk mendapat tempat tinggal. (ala/ads)