Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Kebakaran Hutan di Maui Sebabkan 53 Orang Tewas

Kebakaran Hutan di Maui Sebabkan 53 Orang Tewas
Rumah dan bangunan yang hancur terbakar habis di Lahaina setelah kebakaran hutan di Maui barat, Hawaii. Sumber: Patrick T. Fallon/AFP/Getty

ANDALPOST.COM – Kebakaran hutan di Maui telah menewaskan sedikitnya 53 orang, pada hari Kamis (10/08/2023). 

Hal tersebut mengubah kota resor Lahaina menjadi reruntuhan yang membara dan membutuhkan waktu bertahun-tahun dan miliaran dolar untuk dibangun kembali.

Ribuan orang akan membutuhkan perumahan segera, Gubernur Hawaii Josh Green mengatakan pada konferensi pers. Ia juga memperkirakan sebanyak 1.000 bangunan rusak atau hancur.

“Dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membangun kembali Lahaina,” ujar Green, ketika para pejabat mulai menyusun rencana untuk menampung para tunawisma baru di hotel dan properti sewaan turis.

“Kita perlu menampung ribuan orang,” papar Green.

Kebakaran bergerak dengan cepat, membuat pulau Maui mengalami setidaknya tiga kebakaran besar terjadi pada hari Selasa, memotong sisi barat pulau.

Melarikan diri untuk Selamat

Beberapa orang melarikan diri dari kobaran api dengan melompat ke Samudera Pasifik.

Kebakaran Hutan di Maui Sebabkan 53 Orang Tewas
Puing-puing kebakaran terlihat pada 10 Agustus 2023, di Lahaina, Hawaii. Sumber: Rick Bowmer/AP

Ribuan turis berusaha meninggalkan Maui. Banyak dari mereka berkemah di bandara menunggu penerbangan.

Lebih banyak orang menderita luka bakar, menghirup asap dan cedera lainnya. Upaya pencarian dan penyelamatan terus berlanjut, dan ribuan orang telah melarikan diri ke tempat penampungan darurat atau meninggalkan pulau itu.

Vixay Phonxaylinkham, seorang turis dari Fresno, California, mengatakan dia terjebak di Front Street Lahaina dengan mobil sewaan bersama istri dan anak-anaknya saat api mendekat. Sehingga, keluarganya terpaksa keluar dari mobil dan melompat ke Samudera Pasifik.

“Kami mengambang selama sekitar empat jam,” kata Phonxaylinkham dari bandara sambil menunggu penerbangan dari pulau itu. Ia menjelaskan bagaimana mereka berpegangan pada potongan kayu untuk mengapung.

“Itu adalah liburan yang berubah menjadi mimpi buruk. Saya mendengar ledakan di mana-mana, saya mendengar teriakan, dan beberapa orang tidak berhasil. Saya merasa sangat sedih,” ujarnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.