Apa yang terjadi selanjutnya?
Dalam pernyataan bersama yang diterbitkan Mei lalu, Kidiki dari Kenya dan Ali dari Somalia mengatakan bahwa diskusi mereka berkisar pada kebutuhan intelijen lintas batas bersama.
Kemudian juga, peningkatan kapasitas penegakan hukum untuk menjaga perbatasan guna memfasilitasi kemudahan perdagangan, mobilitas, serta pergerakan orang.
Prakarsa tersebut, dijuluki Deris Wanaag yang merupakan bahasa Somalia dan memiliki arti “lingkungan baik.”
Keputusan itu didanai oleh Inggris dengan tujuan menemukan solusi jangka panjang untuk ketidakstabilan abadi di kawasan Tanduk Afrika.
Perbatasan di Mandera, Liboi dan Kiunga di sisi Kenya akan dibuka kembali secara bertahap selama 90 hari.
Dengan penundaan terakhir, inisiatif Deris Wanaag kini diselimuti ketidakpastian. (spm/lfr)