Selain itu, diberikan juga contoh lainnya, yaitu negara Palestina, di mana ketika tepi barat negara tersebut diduduki oleh Israel.
Alhasil, hal itu pun menjadikan tahun 2022 salah satu tahun yang paling mematikan dalam konflik tersebut. Dilaporkan, PBB mencatat sekitar 151 orang menjadi korban, termasuk anak-anak, yang dibunuh oleh pasukan Israel.
Melihat hal tersebut, tidak ada pula tuntutan atas perilaku negara Israel, negara-negara barat malah memberikan kecaman bagi pihak yang menentang Israel.
Sebagaimana demikian, untuk memperkuat laporan Amnesti, mereka juga menjelaskan bukti lain dalam tanggapan standar ganda dalam isu hak asasi manusia.
Secara khusus, negara-negara Uni Eropa yang membuka dengan lebar gerbang perbatasan mereka bagi pengungsi Ukraina.
Tetapi, dalam beberapa kasus, negara-negara Eropa tersebut menutup perbatasan mereka untuk pengungsi dari Suriah, Afghanistan, dan Libya.
“Kita membutuhkan lebih sedikit kemunafikan, lebih sedikit sinisme, dan tindakan yang lebih konsisten,” ujar Sekretaris Jenderal Amnesty International, Agnès Callamard.
“[Serta], tindakan berprinsip, dan ambisius oleh semua negara untuk mempromosikan dan melindungi semua hak,” lanjutnya. (ben/adk)