Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Bangladesh Terpaksa Tutup Sekolah dan Memutus Aliran Listrik Akibat Gelombang Panas

Bangladesh Terpaksa Tutup Sekolah dan Memutus Aliran Listrik Akibat Gelombang Panas
Bangladesh berada di tengah gelombang panas terpanjang dalam beberapa dasawarsa (Foto: AFP/Munir Uz Zaman)

Penghasilan Penduduk Bangladesh Menurun

Dari pedagang kaki lima hingga buruh kasar mengatakan semakin kesulitan bekerja lantaran cuaca panas yang begitu tinggi.

Bangladesh Terpaksa Tutup Sekolah dan Memutus Aliran Listrik Akibat Gelombang Panas
Penjual dan operator becak melihat lebih sedikit pelanggan (Foto: AFP/Munir Uz Zaman)

Namun, jika mereka tidak bekerja dan hanya tinggal di rumah, maka pendapatan turun drastis.

“Penghasilan saya menurun drastis, dulu sehari bisa 20 sampai 30 trip, tapi sekarang turun menjadi 10 sampai 15,” kata Abdul Mannan, pengemudi becak motor berusia 60 tahun.

“Tubuhku tidak kuat menahan panas ini.” sambungnya.

Kemudian, beberapa pekerja lain juga mengatakan hal senada dengan Mannan.

“Itu menghabiskan seluruh energi Anda,” kata rekan pengemudi Raisul Islam (35), sambil meneguk minuman serbat jeruk nipis di sebuah warung pinggir jalan di Dhaka.

“Sulit mengemudikan becak dalam panas terik,” imbuhnya.

Penjual buah Mohammad Manik (31), mengaku dirinya kelelahan karena panas.

Dia mengungkapkan pelanggannya justru menurun di tengah gelombang panas.

Sehingga, ia berharap agar cuaca di Bangladesh cepat berubah.

“Situasinya sangat buruk dalam panas ini. Saya menghabiskan hari di sini di tempat kerja, dan ketika saya kembali ke rumah, ada pemadaman listrik,” beber Manik.

“Jadi saya tidak bisa tidur nyenyak, terjaga hampir sepanjang malam,” tuturnya.

Di sisi lain, Rashid, dari Departemen Meteorologi Bangladesh, mengatakan bahwa gelombang panas akan mendingin begitu hujan turun pada pertengahan Juni.

Sementara, pemerintah mengatakan produksi listrik akan meningkat dalam dua minggu setelah impor bahan bakar tiba. (spm/lfr)