ANDALPOST.COM – Hujan lenbat di Korea Selatan, dikatakan semakin parah. Hujan lembat yang sudah berlangsung selama satu minggu itu, menyebabkan banjir bandang dan tanah longso yang memakan banyak korban di Korea Selatan.
Hingga saat ini dikatakan bahwa, setidaknya terdapat 39 orang dinyatakan meninggal dunia dan 34 orang dengan luka-luka.
Selain itu korban lain juga masih dalam pencarian, yang dimana, terdapat sembilan orang dinyatakan hilang dan 7.866 orang diungsikan.
Dalam sebuah laporan terakhir, didapati delapan jenazah pada Minggu (16/7/2023). Kedelapan jenazah tersebut ditemukan terperangkap dalam terowongan yang digenangi hujan lebat di Korea Selatan.
Kegagalan Tanggap Bencana
Dengan sigap tim penyelamat langsung dikerahkan untuk melakukan pencarian dan evakuasi bagi setiap korban yang terdampak dari bencana alam tersebut.
Seo Jeong-il, yang merupakan Kepala Stasiun Pemadam Kebakaran Cheongju barat, mengatakan sekitar 15 kendaraan, termasuk sebuah bus, terendam di underpass di kota tak lama setelah tanggul sungai terdekat dihancurkan oleh hujan deras pada hari Sabtu 15 Juli 2023.
“Tujuan kami adalah menyelesaikan drainase dan operasi pencarian (hari ini),” kata Seo kepada media dalam menjalankan tugasnya.
Akan tetapi meskipun semua yang bertugas untuk melakukan penyelamatan sudah dikerahkan, pada Senin 17 Juli 2023, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menyalahkan pihak yang bertanggungjawab atas peningkatan jumlah korban meninggal.
Jumlah korban meningga yang saat ini sudah menyentuh angka 39, sangat disayangkan oleh Presiden Yoon, yang dimana, dirinya mengatakan bahwa hal tersebut terjadi karena kegagalan mengikuti peraturan tanggap bencana oleh pihak berwenang.
Hal tersebut diikuti oleh masyarakat yang mulai menyalahkan pemerintah dalam menyikapi permasalahan tersebut.
Yang dimana, publik beranggapan bahwa pemerintah Korea Selatan tidak memiliki kesiapan untuk mencegah ataupun menghadapi banjir.
Tanggapan Pemerintah
Tentunya melihat hal tersebut pemerintah sudah seharusnya mengambil tindakan yang cepat dan tepat untuk menanggapi bencana alam yang kian parah di Korea Selatan.
Pada dasarnya, pihak pemerintah di tahun 2022 telah menjanjikan pengambilan langkah dalam mengatasi bencana bencana alam yang lebih baik.
Akan tetapi di tahun ini masyarakat masih memiliki aspirasi yang sama terkait kurangnya tanggapan pemerintah dalam permasalahan banjir dan tanah longsor yang terus memakan korban.
Oleh karena itu Presiden Yoon yang diketahui baru saja menyelesaikan perjalanan luar negerinya langsung mengadakan pertemuan pada hari Senin 17 Juli 2023.
Pertemuan tersebut berlangsung antar-lembaga. Semua lembaga yang berkaitan dengan permasalahan tersebut akan terlibat dalam pertemuan yang diajukan Presiden Yoon tersebut.
Dikatakan bahwa Presiden Yoon, mengajukan pertemuan tersebut, setelah melihat situasi yang semakin buruk, dan bagaimana manajemen yang tidak memadai dari daerah-daerah rentan bencana di Korea Selatan.
“Kami telah berulang kali menekankan kontrol akses ke area berbahaya dan evakuasi pencegahan sejak tahun lalu. Tetapi jika prinsip dasar tanggap bencana tidak dipertahankan, sulit untuk memastikan keamanan publik,” ujar Presiden Yoon dalam pertemuan tersebut.
Presiden Yoon juga meminta setiap pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan upaya terbaik mereka dan berjanji akan membantu setiap keluarga yang terkena dampak dari bencana tersebut. (ben/fau)