Zaid Amali, direktur program dan wacana publik MIFTAH, yang menyatakan tujuannya adalah untuk mempromosikan demokrasi dan pemerintahan di wilayah Palestina, mengatakan mereka mendapat ulasan sangat positif setelah FDFA Swiss menilai kegiatan pada September lalu.
Namun, setelah serangan mematikan Hamas, FDFA menangguhkan kemitraannya dengan MIFTAH.
Bahkan, untuk sementara mengakhiri kemungkinan pendanaan di masa depan tanpa adanya peringatan.
“Kami tahu bahwa keputusan ini mungkin terjadi karena tekanan dari kelompok sayap kanan di Swiss,” katanya.
Lantas muncul pertanyaan mengapa pendanaan tersebut dihentikan secara tiba-tiba tanpa adanya peringatan terlebih dahulu.
“Untuk sebelas LSM ini, FDFA memiliki indikasi eksternal bahwa mereka berpotensi melanggar Kode Etik dan/atau klausul anti-diskriminasi FDFA,” kata Lea Zurcher, juru bicara media.
Organisasi sipil Palestina lainnya, yang juga kehilangan dana dari FDFA, sebagian mengaitkan keputusan tersebut dengan LSM Monitor.
“Palestina diklaim terlibat dalam menutupi kekerasan dan terorisme, demonisasi dan perang hukum, menargetkan pejabat Israel dan kampanye BDS (boikot, divestasi, dan sanksi), dan mempromosikan propaganda anti-Semit,” terang salah satu pihak FDFA yang enggan disebutkan namanya.
“Ada berbagai organisasi non-pemerintah seperti LSM Monitor dengan nama-nama yang terdengar tidak berbahaya yang berupaya meminggirkan suara-suara yang kritis terhadap pemerintah Israel, tetapi organisasi-organisasi ini tidak pernah mengkritik penindasan pemerintah Israel terhadap warga Palestina,” kata Omar Shakir, aktivis Israel-Palestina sekaligus direktur di HRW.
“Kelompok-kelompok ini tidak beroperasi sendiri,” tambah Shakir.
“Mereka cenderung didanai atau berkoordinasi dengan pemerintah Israel,” imbuhnya. (spm/ads)