Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

BGSi sebagai Teknologi Baru Pembaca Informasi Genetik Manusia 

Ilustrasi Biomedical and Genome Science Initiative (BGSi) | sumber Kemenkes

“Sekarang dengan menggunakan pendekatan pemeriksaan ini kita bisa memutus rantai yang tadinya membutuhkan waktu 4 minggu, dalam waktu 1 hari bisa dapat informasi bahwa kumannya itu punya kemungkinan resisten terhadap obat TBC yang ada,” terang Dirjen Rizka.

Lebih lanjut, Dirjen Rizka menerangkan bahwa BGSi juga dapat melakukan pemeriksaan lain. Seperti penyakit kanker, stroke, jantung, diabetes, hipertensi dan demensia. 

Hal ini bisa dilakukan mulai dari tahap pendeteksian secara dini hingga pencegahan penyakit degeneratif.

Sembilan Rumah Sakit yang Terdapat BGSi

Dirjen Rizka menyampaikan bahwa saat ini BGSi sudah tersedia di 9 rumah sakit rujukan dan pengampuan nasional. Di antaranya sebagai berikut:

  • RSUPN Cipto Mangunkusumo untuk penyakit metabolik terutama diabetes
  • RS Dharmais untuk penyakit kanker
  • RS Pusat Otak Nasional untuk penyakit stroke
  • RSPI Sulianti Saroso untuk penyakit menular Tuberkulosis
  • RSUP Persahabatan untuk penyakit menular TB
  • RS Ngoerah untuk wellness and beauty
  • RS Sardjito untuk penyakit genetik atau penyakit langka
  • RSJPD Harapan Kita untuk penyakit jantung
  • RSAB Harapan Kita untuk kesehatan ibu dan anak

Diketahui, keseluruhan rumah sakit tersebut juga sudah difasilitasi dengan mesin-mesin sequencing yang bisa untuk melakukan proses membuat ratusan sampel setiap minggu.

Lebih lanjut, Direktur Jenderal Rizka mengatakan, data-data sequencing tersebut dikerjakan di Indonesia. 

Seluruh proses pemeriksaan dan analisis data dilakukan di Indonesia, bahkan Kemenkes juga bekerjasama dengan BSSN untuk penyimpanan data. Jadi tidak ada sampel yang dikirim keluar Indonesia. (rnh/ads)