Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

BRICS Kutuk Perang di Gaza sebagai Isyarat Kepada Barat

Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa pada KTT BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan pada 24 Agustus 2023 (Foto: Alet Pretorius/Reuters)

Sikap India relatif lebih lunak, dengan Menteri Luar Negeri Subrahmanyam Jaishankar mengatakan perlunya pengendalian diri dan dukungan kemanusiaan segera serta penyelesaian damai melalui dialog dan diplomasi.

Banyak negara anggota, termasuk Rusia dan Brasil, sebelumnya mengkritik pemboman tanpa henti yang dilakukan Israel dan kini melakukan invasi darat ke Jalur Gaza. 

Tiongkok, pada minggu ini, menjadi tuan rumah bagi delegasi negara-negara Muslim, pejabat dan organisasi yang mengupayakan gencatan senjata, termasuk Otoritas Palestina (PA).

Namun, India tidak terlalu vokal dan bahkan menindak demonstrasi pro-Palestina di dalam negeri. India justru terlihat condong ke Israel.

Namun perpecahan tersebut tampaknya tidak terlalu terlihat pada pertemuan puncak hari Selasa.

Sementara itu, secara keseluruhan, negara-negara BRICS mewakili 40 persen populasi dunia dan seperempat perekonomian global.

Presiden Iran Ebrahim Raisi, musuh bebuyutan Israel mengatakan Palestina harus mengadakan referendum untuk menentukan nasib mereka.

Namun, banyak negara BRICS, bukan hanya India yang telah menjalin hubungan dengan Israel dan mereka khawatir jika hubungan itu terputus. Pasalnya, Tiongkok memiliki investasi besar di Israel.

Sementara India memiliki ikatan sejarah yang lebih erat dengan negara tersebut dan menikmati kemitraan militer serta teknologi.

Namun karena Iran yang berapi-api akan bergabung dengan kelompok tersebut, India mungkin tidak dapat mempengaruhi bagaimana reaksi BRICS+ yang baru terhadap Israel. (spm/ads)