Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Cuaca Buruk, Jepang Tunda Peluncuran Satelit X-Ray dan Moon Sniper 

Render seorang seniman menunjukkan bagaimana tampilan XRism setelah berada di orbit. (Foto: Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA via CNN)

ANDALPOST.COM — Peluncuran satelit andal milik Jepang yang akan mengungkap benda-benda langit melalui X-Ray serta Moon Sniper terpaksa ditunda, Minggu (27/8/2023).

Peluncuran yang seharusnya dilakukan pada pukul 20:26, Minggu, atau pukul 09:26 Waktu Standar Jepang pada hari Senin, ditunda lantaran cuaca buruk.

Pasalnya tepat di lokasi peluncuran dilanda angin kencang yang menyebabkan penundaan kurang dari 30 menit sebelumnya, menurut Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang.

Kendati lembaga tersebut belum mengumumkan tanggal peluncuran baru, tapi landasan peluncuran di Pusat Luar Angkasa Tanegashima dipesan hingga 15 September.

Diketahui juga, peluncuran telah dijadwalkan ulang sebanyak dua kali lantaran cuaca buruk yang melanda Jepang.

Satelit XRISM atau juga disebut Misi Pencitraan dan Spektroskopi Sinar-X, adalah misi gabungan antara JAXA dan NASA. Juga Badan Antariksa Eropa dan Badan Antariksa Kanada.

Selain itu, XRISM juga disertai dengan SLIM JAXA, atau Smart Lander untuk Investigasi Bulan.

Pendarat eksplorasi skala kecil ini dirancang untuk mendemonstrasikan pendaratan tepat di lokasi tertentu dalam jarak 100 meter (328 kaki).

Sehingga, mereka mengandalkan teknologi pendaratan presisi tinggi. 

Ketepatan pendaratan tersebut dijuluki dengan nama Moon Sniper.

Satelit dan dua instrumennya akan mengamati wilayah terpanas di alam semesta dan struktur terbesar. Serta objek dengan gravitasi terkuat, menurut NASA.

Sementara XRISM akan mendeteksi cahaya sinar-X, panjang gelombang yang tidak terlihat oleh manusia.

Mempelajari Ledakan Bintang dan Lubang Hitam 

Bermula dari Sinar-X dilepaskan oleh beberapa objek dan peristiwa paling energik di alam semesta, menjadi sebab para astronom ingin mempelajarinya.

Ilustrasi misi Moon Sniper setelah mendarat di permukaan bulan. (Foto: JAXA via CNN)

“Beberapa hal yang kami harap dapat dipelajari dengan XRISM termasuk dampak ledakan bintang dan jet partikel berkecepatan mendekati cahaya yang diluncurkan oleh lubang hitam supermasif di pusat galaksi,” kata Richard Kelley, peneliti utama XRISM di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA.

“Tapi tentu saja, kami sangat gembira dengan semua fenomena tak terduga yang akan ditemukan oleh XRISM saat mengamati kosmos kita,” bebernya.

Dibandingkan dengan panjang gelombang cahaya lainnya, sinar-X sangat pendek. Sehingga dapat menembus cermin berbentuk piringan yang mengamati dan mengumpulkan sinar tampak, inframerah, dan ultraviolet seperti teleskop luar angkasa James Webb dan Hubble.

Alhasil, XRISM memiliki ribuan cermin melengkung yang dirancang lebih andal untuk mendeteksi sinar-X.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.