Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Dewan PBB Akhiri Misi Penjaga Perdamaian di Mali

Penjaga perdamaian PBB membawa peti mati tiga tentara dari Bangladesh di Bamako, Mali. (Foto: Moustapha Diallo/Reuters)

ANDALPOST.COM — Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengakhiri misi penjaga perdamaian selama satu dekade di Mali, usai militer yang berkuasa menuntut penarikan pasukan internasional yang melawan pemberontakan bersenjata, Jumat (30/6/2023).

Berakhirnya operasi yang dikenal sebagai MINUSMA, menyusul ketegangan selama bertahun-tahun dan pembatasan pemerintah yang telah melumpuhkan operasi udara. Serta darat penjaga perdamaian sejak Mali bekerja sama dengan kelompok tentara bayaran Wagner Rusia pada 2021 lalu.

Dewan beranggotakan 15 orang pada hari Jumat mengadopsi resolusi rancangan Prancis yang meminta misi untuk penghentian operasi dan pengalihan tugas. Serta penarikan personilnya secara tertib dan aman, dengan tujuan menyelesaikan proses ini sebelum 31 Desember 2023.

Penjaga perdamaian PBB dipuji karena memainkan peran penting dalam melindungi warga sipil dari pemberontakan bersenjata yang telah menewaskan ribuan orang.

Beberapa ahli khawatir situasi keamanan dapat memburuk ketika misi penjaga perdamaian dari PBB berakhir.

Terlebih, tentara Mali yang kurang lengkap dengan sekitar 1.000 pejuang Wagner harus berjuang untuk melawan musuh.

Resolusi Dewan Keamanan memberi wewenang kepada MINUSMA untuk menanggapi ancaman kekerasan  terhadap warga sipil. Juga berkontribusi pada pengiriman bantuan kemanusiaan yang dipimpin sipil secara aman hingga 30 September.

Pihak Dewan Keamanan meminta Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres untuk bekerja dengan pihak berwenang Mali. Terutama dalam rencana mentransfer tugas MINUSMA dan menyerahkan ke pihaknya pada 15 Agustus mendatang.

Mereka juga meminta Mali untuk bekerja sama sepenuhnya dengan PBB selama penarikan MINUSMA.

Saat meminta MINUSMA pergi, Menteri Luar Negeri Mali, Abdoulaye Diop mengatakan kepada Dewan Keamanan awal bulan ini bahwa ada krisis kepercayaan antara operasi PBB dan otoritas Mali.

Hingga 31 Desember, MINUSMA juga berwenang memberikan pengamanan bagi personil PBB, fasilitas, konvoi, instalasi dan peralatan serta personil terkait.

Selain itu, mereka juga melakukan operasi untuk mengeluarkan personil PBB. Serta pekerja kemanusiaan dari bahaya serta menyediakan evakuasi medis.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.