Pada pekan lalu, Turki mengatakan sekitar 865.000 orang tinggal di tenda dan 23.500 di rumah kontainer. Sementara 376.000 berada di asrama mahasiswa dan penginapan umum di luar zona gempa.
Selain berjanji untuk membangun rumah bagi para korban, Erdogan juga tengah memperluas penyelidikan kriminal terhadap orang-orang yang bertanggung jawab atas bangunan sebelumnya.
Langkah tersebut diambil pemerintah lantaran struktur bangunan sebelumnya yang dianggap lemah sehingga rentan terhadap gempa.
Gempa M 5,6 Kembali Mengguncang Turki
Disaat Erdogan berupaya untuk membantu para korban, gempa berkekuatan 5,6 justru kembali mengguncang Turki.
Akibat gempa tersebut, satu orang dinyatakan meninggal dunia serta puluhan lainnya mengalami luka-luka.
Gempa itu juga membuat sejumlah bangunan mengalami kerusakan bahkan runtuh.
Gempa yang terjadi pada Senin (27/2) itu menjadi gempa terbaru yang melanda Turki selatan.
Padahal wilayah tersebut telah diguncang gempa dahsyat pada awal bulan Februari dan menyebabkan 50.000 orang meninggal dunia.
Menurut Badan Penanggulangan Bencana Turki (AFAD), gempa terbaru itu berpusat di kota Yesilyurt, Provinsi Malatya.
AFAD mengungkapkan, sebanyak 32 orang berhasil diselamatkan setelah gempa terakhir.
Sementara itu, walikota Yesilyurt Mehmet Cinar mengatakan sejumlah bangunan di kota itu runtuh. (spm/ads)