Bank Dunia telah merevisi perkiraan tingkat pertumbuhan Pakistan dari 2 persen menjadi hanya 0,4 persen.
Gejolak politik di negara itu mendorong rupee Pakistan ke level terendah baru 298,93 terhadap dolar Amerika Serikat di pasar antar bank pada Kamis, (11/5).
“Pakistan terus berjuang dengan defisit ganda, neraca berjalan dan defisit fiskal,” kata Ehsan Malik, CEO Dewan Bisnis Pakistan, sebuah kelompok advokasi pan-industri.
“Mereka sekarang telah diambil alih oleh defisit ketiga, yaitu defisit kepercayaan. Perkembangan terakhir adalah kelanjutan dan penumpukan defisit,” terangnya.
“IMF (Dana Moneter Internasional) tidak mempercayai pemerintah saat ini atau sebelumnya,” kata Malik, menjelaskan defisit kepercayaan.
“Negara-negara sahabat tradisional kami malu untuk memberikan bantuan karena Islamabad belum memenuhi semua persyaratan dana talangan IMF. Politisi tidak saling percaya. Peradilan terbagi dan pemerintah berselisih dengan keputusan peradilan,” jelasnya.
Ia menambahkan sementara permintaan sangat terkontraksi oleh inflasi dan penawaran dipengaruhi oleh kekurangan cadangan devisa.
“Orang-orang, terutama yang terampil seperti spesialis dan insinyur TI, meninggalkan Pakistan untuk mencari peluang di luar negeri,” bebernya.
Pengangguran Meningkat
Samiullah Tariq, kepala penelitian dan pengembangan di Perusahaan Investasi Kuwait Pakistan mengatakan, gejolak terbaru dapat mendorong dimulainya kembali program IMF yang terkait dengan Islamabad dan dapat mendapatkan pendanaan dari mitra.
“Kekacauan baru-baru ini dapat menunda pengaturan pendanaan yang dibutuhkan dari mitra bilateral dan multilateral,” imbuh dia.
Tak hanya itu, pengumpulan pajak kemungkinan akan turun dengan berkurangnya output ekonomi. Sementara pengangguran justru meningkat, serta pekerja yang bergantung pada internet seluler akan terpengaruh. (spm/ads)