Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Festival Layangan Embung Dukun Jadi Ajang Kreativitas Masyarakat Tanpa Batas

Potret layangan yang mengikuti festival. Sumber: The Andal Post/Febri Eka Pambudi

ANDAPOST.COM — Sinergitas antara masyarakat Desa Dukun dengan Pemerintah Desa Dukung menghasilkan Festival Layangan di Embung Dukun, Desa Dukun, Kabupaten Magelang, Minggu (10/9/2023).

Festival ini digelar dengan kuota sejumlah seratus layangan yang dibuka untuk umum. Antusiasme muncul tak hanya dari kalangan masyarakat desa melainkan lintas nasional juga turut memeriahkan.

Banyak sekali ragam layangan yang turut serta meramaikan festival tersebut. Beberapa diantaranya bahkan pernah menjuarai ajang nasional dalam beberapa festival.

Salah satu yang hadir adalah kontestan bernama Ardi Ikhram Saputra yang notabene merupakan seniman layangan asal Magelang. Ia pernah tampil dalam beberapa kejuaraan dan hasilnya mampu juara.

Pada festival kali ini ia membawa jenis layangan Maharaja khas daerah Bali. Layangan tersebut mampu membawa decak kagum penonton karena dinilai sangat unik dan megah.

“Kali ini saya datang dengan membawa konsep layangan Maharaja asal Bali,” ujar Ardi saat diwawancarai, Minggu (10/9/2023).

Ardi juga menambahkan, jika kali ini festivalnya sedikit berbeda. Jarang ia menemukan adanya festival layangan yang diselenggarakan di lereng Gunung Merapi. 

Biasanya festival layangan di selenggarakan di pantai yang notabene memiliki angin dengan volume besar yang relatif stabil.

“Kali ini sangat unik karena tempatnya di lereng gunung, dimana anginnya relatif tidak konsisten sehingga menjadi tantangan bagi kami para pengrajin layangan,” ucapnya.

Kendati demikian, Ardi mengatakan jika meski kondisi tempat sedikit sulit, namun tidak menyulutkan antusiasme para masyarakat dan pecinta layangan.

“Tapi ini tidak menjadi alasan bagi kami untuk mundur dari festival ini.”

“Terbukti selain para pecinta layangan juga banyak sekali masyarakat yang antusias,” kata Ardi.

Antusias Anak-anak

Selain Ardi, masih ada beberapa peserta yang sering wara-wiri di kejuaraan nasional. Namun yang tidak kalah menarik adalah beberapa kontestan yang berasal dari masyarakat desa setempat sekaligus anak-anak.

Jika dicermati lebih lanjut, jelas para seniman layangan yang sudah malang melintang dalam beberapa kejuaraan menjadi favorit untuk memenangkan festival ini.

Namun anak-anak yang notabene belum punya pengalaman, juga tidak kalah pede untuk tampil dan unjuk gigi.

Mereka bahkan masih tergolong belia, namun soal karya mereka berani bersaing.

Melihat fenomena ini, Ardi merasa salut pasalnya festival ini sangat ramah untuk proses kreatif anak sekaligus merangsang kreativitas mereka.

“Menariknya di sini ada warga desa dan anak-anak yang turut menjadi kontestan. Mereka bahkan tidak malu-malu dan pede dengan karya luar biasanya,” imbuhnya.

“Ini menandakan jika festival ini sangat ramah, dan menjadi ajang menarik bagi anak-anak agar mereka memiliki ruang untuk berkreativitas.”

Terakhir, Ardi mengatakan agar festival seperti ini bisa sering diselenggarakan setiap tahunnya. Pasalnya ia yakin lewat festival seperti ini, akan melahirkan seniman-seniman layangan yang hebat di masa depan.

“Saya harap festival seperti ini sering diadakan, toh nyatanya tidak melulu masyarakat pantai yang bisa membuat ajang seperti ini, di Dukun saja ini sudah bisa dan sangat meriah,” pungkas Ardi.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.