ANDALPOST.COM — Debat Capres ketiga yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024) malam, berlangsung dengan alot.
Salah satu momen yang menarik perhatian publik adalah kritikan Capres Ganjar Pranowo terhadap Capres Prabowo Subianto terkait pencapaian Minimum Essential Force (MEF).
Dalam debat yang membahas tema “Pertahanan dan Keamanan” tersebut, Ganjar menyampaikan bahwa target MEF Indonesia sebesar 79 persen belum tercapai.
Menurutnya, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah ketidaksesuaian antara kebutuhan dan anggaran pertahanan.
“MEF kita belum tercapai, hanya 56 persen. Ini artinya kita masih kekurangan 23 persen. Padahal, kebutuhan kita untuk MEF sangat besar,” kata Ganjar.
Ganjar juga menyoroti pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) bekas yang dilakukan oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) di bawah kepemimpinan Prabowo.
Menurutnya, pengadaan alutsista bekas tidak sesuai dengan kebutuhan TNI di lapangan.
“Kita juga harus memperhatikan kualitas alutsista yang kita beli. Jangan sampai kita membeli alutsista bekas yang sudah tidak layak pakai,” ujar Ganjar.
Kritik Ganjar tersebut langsung ditanggapi oleh Prabowo. Menurutnya, target MEF yang tidak tercapai disebabkan oleh pandemi COVID-19 yang menyebabkan anggaran pertahanan dipotong.
“Anggaran pertahanan kita dipotong karena pandemi COVID-19. Kalau tidak ada pandemi, kita bisa mencapai target MEF,” kata Prabowo.
Menhan juga membantah tudingan Ganjar soal pengadaan alutsista bekas. Menurutnya, alutsista bekas yang dibeli oleh Kemhan masih layak pakai dan sesuai dengan kebutuhan TNI.
“Semua alutsista yang kita beli masih layak pakai. Kita juga melakukan uji kelayakan sebelum membelinya,” kata Prabowo.
Perdebatan antara Ganjar dan Prabowo soal MEF ini menjadi salah satu momen yang paling disoroti dalam debat capres ketiga.
Kritikan Ganjar tersebut dinilai sebagai upaya untuk menunjukkan bahwa dirinya memiliki komitmen yang kuat dalam bidang pertahanan dan keamanan.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.