Demikian, dengan pemecatan yang terjadi, membuat sumber daya ketenagakerjaan di Twitter menjadi lebih sedikit.
Ditambah dengan keinginan Musk, yang menyuruh mereka untuk bekerja ekstrim selama berjam-jam. Tidak heran, jika banyak dari karyawannya yang memilih untuk keluar.
Informasi dari Schiffer
Selain itu, di saat masa pengunduran diri itu berlangsung, seorang jurnalis teknologi Zoë Schiffer melaporkan bahwa Twitter telah menutup seluruh gedung kantornya dan menangguhkan akses lencana mereka.
Schiffer mengatakan, bahwa Musk dan timnya ‘takut’ jika karyawan mereka berusaha untuk menyabotase perusahaan.
“Twitter baru saja memperingatkan karyawannya. Semua gedung perkantoran ditutup sementara dan akses lencana tidak bisa digunakan,” tulisnya dalam akun @ZoeSchiffer.
“Kami mendengar hal ini karena Elon Musk dan timnya takut para karyawan akan menyabotase perusahaan,” lanjutnya.
Ditambah, Schiffer juga menyebutkan bahwa saat ini, Musk dan Timnya sedang mencoba memilih siapa saja karyawan Twitter yang perlu dikeluarkan dan dipotong aksesnya.
“Mereka sedang mencoba memilih karyawan Twitter yang perlu dihentikan aksesnya. Kantor akan dibuka kembali pada 21 November,” tambah Schiffer. (mic/fau)