Pengawas media global Reporters Without Borders, Reporters Sans Frontieres (RSF) juga mengeluarkan tanggapan yang menyebut pengaduan polisi terhadap tujuh orang itu tak masuk akal.
“Jangan salah, satu-satunya tujuan dari keluhan menggelikan ini, yang secara sewenang-wenang mengaitkan nama Wajahat Khan dan Shaheen Sehbai dengan mantan perwira pemberontak, adalah untuk mengintimidasi kedua jurnalis agar diam,” ucap Daniel Bastard, kepala RSF.
Hilangnya Jurnalis
Dalam sebulan terakhir, beberapa jurnalis Pakistan pun menjadi sasaran. Lantaran kritik mereka atas tindakan keras pemerintah terhadap partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) Khan.
Imran Riaz Khan, seorang YouTuber terkemuka dengan jutaan pengikut, telah hilang sejak 11 Mei.
Sang keluarga pun menyalahkan negara atas kepergian Riaz Khan.
Sementara wartawan terkenal lainnya, Sami Abraham, ditangkap oleh orang tak dikenal akhir bulan lalu dan disekap selama enam hari.
Kejadian itu menyusul pidato serta pernyataan Khan telah dilarang di saluran televisi Pakistan sejak Maret lalu.
Bulan lalu, badan pengatur media negara membatasi saluran berita untuk memberikan waktu tayang kepada penjual kebencian, perusuh. Juga fasilitator dan pelakunya yang menjadi sebuah perintah secara eksplisit menyebut nama Khan dan partainya.
RSF tahun lalu menempatkan Pakistan di peringkat 150 dari 180 negara dalam daftar kebebasan persnya.
Namun, kini justru mereka membungkam kebebasan bersuara karena kontroversi Imran Khan. (spm/ads)