Tona Ilbo mengatakan mungkin sulit bagi pembuat mobil untuk meninggalkan pasar Rusia karena investasi yang dilakukan dalam pengembangannya.
Misalnya, Hyundai menutup kesepakatan untuk membeli bekas pabrik General Motors di St. Petersburg pada awal November 2020.
Pada Juni tahun ini, surat kabar Delovoy Petersburg, mengutip sebuah sumber, melaporkan bahwa Hyundai telah membekukan proyek perombakan pabrik tersebut. Alasan penangguhan tidak diungkapkan.
Perusahaan juga membuka pabrik mesin Hyundai Via Rus LLC di St. Petersburg pada September 2021, menginvestasikan sekitar 15,8 miliar rubel dalam proyek tersebut.
Sementara itu, sebagian besar produsen mobil Barat melarikan diri dari Rusia. Akibatnya jumlah mobil China yang dijual di seluruh negeri melonjak.
Pada Januari 2022, mobil China miliki 9,6 persen pangsa pasar mobil baru Rusia. Dan pada akhir November angka tersebut melonjak menjadi 31,3 persen.
Hal ini menguatkan bahwa perusahaan China masuk untuk mengisi celah di pasaran.
Hyundai mengaku prihatin atas situasi yang terjadi di Ukraina yang mengalami serangan militer dari Rusia.
Perusahaan mengaku saat ini Prioritasnya adalah mengedepankan keselamatan karyawan dan semua pelanggan.
(WAN/FAU)