Uni Eropa Larang Diesel Rusia
Uni Eropa (UE) melarang bahan bakar diesel Rusia dan produk minyak sulingan lainnya guna memangkas ketergantungan energi pada Moskow.
Alhasil, pendapatan bahan bakar fosil Kremlin akan berkurang.
Sanksi tersebut sengaja diberlakukan lantaran Rusia kian gencar menyerang Ukraina.
Hukuman itu muncul setelah negara-negara sekutu Kelompok Tujuh (G7), yakni Amerika Serikat (AS), Kanada, Jepang, Italia, Inggris, Jerman, dan Prancis menyetujui batasan harga.
Lebih lanjut, tujuan utama dari langkah itu ialah agar diesel Rusia terus mengalir ke negara-negara seperti China dan India dan menghindari kenaikan harga mendadak yang akan merugikan konsumen di seluruh dunia.
Tak hanya itu, melalui pemberlakuan sanksi tersebut diharapkan mampu mengurangi anggaran dana Rusia yang digunakan selama perang.
Tetapi, sanksi baru tersebut juga menciptakan ketidakpastian mengenai harga minyak dunia karena 27 negara Uni Eropa menemukan pasokan diesel baru dari AS, Timur Tengah dan India untuk menggantikan pasokan dari Rusia.
Kendati begitu, mantan analis Badan Energi Internasional Neil Atkinson menyebut langkah UE itu tidak akan berdampak besar pada harga minyak dunia.
Lantaran perusahaan di seluruh dunia telah membangun stok produk Rusia menjelang larangan tersebut.“
Ada kemungkinan jika pertumbuhan permintaan sangat kuat di ekonomi Asia, kita dapat menemukan bahwa kurangnya investasi di beberapa bagian infrastruktur industri minyak dapat menyebabkan kelangkaan dan lonjakan harga,” jelas Neil. (spm/fau)