Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Iran dan Arab Saudi Sepakat Perbaiki Hubungan yang Dimediasi oleh China

Wang Yi, diplomat top China, bersama Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran Ali Shamkhani dan penasihat keamanan nasional Arab Saudi Musaad bin Mohammed Al Aiban di Beijing pada 10 Maret 2023. (Foto: China Daily/Reuters)

ANDALPOST.COM — Negara Iran dan Arab Saudi sepakat untuk memperbaiki hubungan diplomatik setelah terjadi keretakan selama tujuh tahun, Sabtu (11/3).

Kabar baik tersebut datang setelah empat hari pembicaraan antara pejabat dari kedua belah pihak di China pada Jumat (10/3).

Diketahui, Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran pada Januari 2016 silam.

Keputusan itu membuat sejumlah pengunjuk rasa menyerbu Teheran menyusul eksekusi Riyadh terhadap seorang ulama Muslim Syiah terkemuka.

Semenjak itulah, ketegangan antara Iran dan Arab Saudi kian tinggi.

Mereka menganggap satu sama lain sebagai kekuatan yang mengancam dan mencari dominasi regional.

Iran dan Arab Saudi juga mendukung pihak lawan di Timur Tengah. Termasuk di Lebanon, Suriah, Irak dan yang paling terang-terangan di Yaman.

Hubungan Iran dan Arab Saudi

Sementara itu, Iran pun mendukung pemberontak Syiah Houthi yang memaksa keluar pemerintah dan didukung Saudi pada tahun 2014 lalu.

Sedangkan, Arab Saudi telah memimpin kampanye udara yang menghancurkan Houthi pada tahun 2015.

Seorang pengunjuk rasa Iran memegang tanda jalan bertuliskan nama ulama terkemuka Muslim Syiah Nimr al-Nimr selama demonstrasi menentang eksekusi oleh otoritas Saudi, pada 3 Januari 2016, di luar kedutaan Saudi di Teheran.
(Foto: Atta Kenare/AFP/Getty Images)

Arab Saudi juga menuduh Iran membantu serangan Houthi.

Hubungan keduanya kian buruk dengan adanya insiden drone dan rudal yang menghantam fasilitas minyak utama Arab Saudi pada 2019 lalu.

Kejadian nahas tersebut menyebabkan kerusakan dan gangguan produksi. 

Alhasil, Arab Saudi dan Amerika Serikat (AS) menyalahkan Iran atas serangan tersebut.

Namun, Iran dengan tegas membantah tuduhan tersebut.

Usai insiden yang menimbulkan ketegangan terhadap kedua belah pihak, sejumlah upaya rekonsiliasi pun mulai dilakukan.

Sayangnya, langkah tersebut masih belum menemui titik terang.

Hingga pada Jumat (10/3), mereka mengatakan akan membuka kembali kedutaan dalam jangka waktu dua bulan.

Kedua belah pihak juga akan membangun kembali hubungan perdagangan dan keamanan.

Selain itu, mereka juga berencana untuk menerapkan kembali pakta keamanan yang ditandatangani 22 tahun lalu.

Dimana kedua belah pihak setuju untuk bekerja sama dalam terorisme, penyelundupan narkoba dan pencucian uang. Serta menghidupkan kembali kesepakatan perdagangan dan teknologi dari tahun 1998.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.