ANDALPOST.COM – Jepang dan Korea Selatan (Korsel) memperbarui hubungan mereka berlandaskan pada persahabatan dan kerja sama yang telah dirasakan sejak normalisasi hubungan diplomatik di KTT Tokyo, Kamis (16/3).
Kedua negara sepakat untuk melanjutkan kunjungan rutin antara para pemimpin serta mengambil langkah andal guna menyelesaikan sengketa perdagangan.
Perdana Menteri (PM) Jepang, Fumio Kishida menyebutnya sebagai langkah besar untuk membangun kembali hubungan keamanan dan ekonomi kedua negara.
“Saya menyambut Presiden Yoon dari Republik Korea (ROK). Kami sepakat untuk lebih mengembangkan hubungan Jepang-ROK, berdasarkan landasan hubungan persahabatan dan kerja sama yang telah kami nikmati sejak normalisasi hubungan diplomatik kami,” beber Kishida.
Dalam KTT tersebut, keduanya juga merevisi peta strategis Asia Timur Laut.
Kedua sekutu Amerika Serikat (AS) itu berusaha membentuk front persatuan, didorong oleh keprihatinan bersama tentang Korea Utara (Korut) yang bergolak dan China yang lebih kuat.
PM Fumio Kishidan dan Presiden Korsel, Yoon Suk Yeol pun sama-sama menekankan pentingnya peningkatan hubungan saat mereka membuka KTT.
Pembukaan tersebut terjadi setelah beberapa jam peluncuran rudal Korut. Serta pertemuan antara kapal Jepang dan China di perairan yang disengketakan.
Dalam sambutan pembukaannya, Kishida mengatakan, pertemuan itu akan menandai dimulainya kembali kunjungan rutin antara para pemimpin yang telah terhenti selama lebih dari satu dekade.
Kishida juga menambahkan, kedua negara telah sepakat untuk melanjutkan dialog pertahanan dan pembicaraan strategis wakil menteri. Juga memulai kembali proses komunikasi trilateral antara Jepang, Korea Selatan dan China.
Sementara itu, presiden Yoon mengatakan pertemuan KTT pada Kamis kemarin memiliki arti khusus. Sebab menunjukkan kepada rakyat bahwa hubungan Korsel dan Jepang dimulai dari awal titik baru.
Awal Baru bagi Jepang dan Korsel
Yoon juga menyebutkan, bahwa kedua negara memiliki nilai demokrasi yang sama, yakni mitra yang harus bekerja sama dalam masalah keamanan, ekonomi, dan agenda global.
“Ancaman yang terus meningkat dari program rudal nuklir Korea Utara menimbulkan ancaman besar bagi perdamaian dan stabilitas tidak hanya di Asia Timur, tetapi juga bagi komunitas internasional atau lebih luas,” kata Yoon.
Yoon pun menambahkan, Korea Selatan dan Jepang perlu bekerja sama secara erat. Serta bersolidaritas untuk melawan ancaman dengan bijak.
“Kepentingan Korea Selatan tidak sebanding dengan kepentingan Jepang. Hubungan bilateral yang lebih baik akan sangat membantu kedua negara mengatasi krisis keamanan mereka,” jelas dia.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.