ANDALPOST.COM — Seorang guru sekolah umum kelas lima Georgia sedang berusaha untuk menyelamatkan pekerjaannya dalam sidang pemutusan hubungan kerja yang berakhir pada Minggu (13/8/2023). Pada awal tahun ini, guru tersebut menjadi kontroversi karena membacakan buku tentang identitas gender kepada murid-muridnya.
Pembacaan buku mengenai identitas gender kepada murid-murid merupakan sesuatu yang haram menurut distriknya. Apalagi jika dilakukan dalam pengajaran kelas berdasarkan undang-undang negara bagian Georgia.
Sang wanita yang diketahui namanya ialah Katie Rinderle merupakan seorang tenaga pengajar di sebuah sekolah dasar yang terletak di Georgia. Saat ini, Rinderle telah vakum mengajar lebih dari sebulan karena kasus yang menyandung namanya.
Rinderle pada bulan Maret lalu membaca buku bergambar berjudul “My Shadow Is Purple” di sekolah Dasar Due West di Cobb County, pinggiran kota Atlanta. Yang menjadi masalah ialah, buku yang dibacakan oleh Rinderle menampilkan karakter non-biner dan menantang konsep yang ada.
Kasus ini telah menarik perhatian luas sebagai ujian atas apa yang dapat diajarkan oleh guru sekolah umum di kelas. Sebagian besar sistem sekolah dapat mengontrol guru dan apakah orang tua dapat memveto pengajaran yang tidak mereka sukai.
Kasus itu pun muncul di tengah reaksi konservatif nasional terhadap buku dan pengajaran tentang mata pelajaran LGBTQ+ di sekolah. Padahal menurut Rinderle, buku yang dibacanya tersebut ialah sebuah buku yang luar biasa.
“Ketika saya melihat buku itu, di pameran buku, saya membacanya. Saya pikir itu buku yang luar biasa,” kata Rinderle di mimbar selama persidangan dua hari. Rinderle mengatakan murid-muridnya memilih buku dari beberapa pilihan yang ia berikan kepada mereka.
Menurut Rinderle buku itu tentang inklusivitas, keseimbangan, penerimaan, dan jujur pada diri sendiri.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.