ANDALPOST.COM — Maraknya gesekan politik membuat negara yang selama ini diisukan tidak berada dalam hubungan yang baik, ramai-ramai mulai menyerukan genderang perang. Dua negara serumpun yaitu Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) juga mulai memperlihatkan ketidakakurannya.
Pada Sabtu (22/7/2023), Militer Korea Selatan melaporkan adanya ancaman yang berasal dari Korea Utara. Negeri Para Petapa tersebut menembakkan beberapa rudal jelajah ke arah laut di sebelah barat Semenanjung Korea.
Rudal yang sampai di wilayah Korea Selatan tersebut pun merupakan Rudal kedua yang dikirimkan oleh Korea Utara dalam minggu ini. Sebelumnya, Korea Utara pada Rabu (19/7/2023) menembakkan dua rudal balistik.
Serangan rudal yang terjadi pada hari Sabtu tersebut mendarat di wilayah Korea Selatan pada pukul dua dini hari WIB. Hal ini diutarakan oleh Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.
Sedangkan serang pada hari Rabu, Korea Utara menembakkan rudal beberapa jam setelah kapal selam rudal balistik bersenjata nuklir Amerika Serikat (AS) muncul untuk kunjungan langka ke Korea Selatan. Seakan-akan serangan nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara untuk mengingatkan AS untuk waspada.
Tanggapan Korea Utara
Korea Utara mengatakan bahwa penyebaran kapal induk, pembom atau kapal selam rudal AS di Korea Selatan dapat memenuhi kriteria untuk penggunaan senjata nuklirnya. Oleh karenanya, dalam seminggu terakhir Korea Utara terus melakukan serang ke wilayah Korea Selatan.
Komentar tersebut meningkatkan pertaruhan karena masing-masing pihak meningkatkan tampilan kekuatan militer. Dalam kebuntuan atas senjata nuklir dan program rudal balistik negara yang terisolasi itu.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.