Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Korsel dan AS Mulai Latihan Militer Gabungan Bertajuk Freedom Shield

Ilustrasi latihan militer gabungan AS dan Korsel. (Design by: Aini)

ANDALPOST.COM – Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) memulai latihan militer gabungan terbesar nan andal bertajuk Freedom Shield tepat pada hari ini Senin (13/2/2023).

Latihan gabungan tersebut dimulai usai Korea Utara (Korut) menyebut langkah itu sebagai deklarasi perang.

Kendati begitu, Korsel dan AS justru kian meningkatkan kerja sama pertahanan guna menghadapi ancaman dari Korut yang memiliki senjata andalan nuklir.

Pasalnya, Korut pun telah melakukan uji coba serangan senjata yang dilarang dalam beberapa bulan terakhir.

Latihan bernama Freedom Shield tersebut rencananya akan digelar selama 10 hari dan berfokus pada lingkungan keamanan yang berubah lantaran agresi Korut.

Sementara itu, militer Korsel mengatakan pihaknya dan pasukan khusus AS tengah melakukan latihan militer yang simulasi serangan presisi pada fasilitas utama di Korut.

Alhasil, Korut naik pitam dan menyebut hal itu sebagai latihan untuk mempersiapkan invasi.

Pyongyang Miliki Senjata Nuklir dan Misil Sebagai Pertahanan Diri

Tetapi, Pyongyang mengklaim program senjata nuklir dan misilnya merupakan bentuk pertahanan diri dari AS dan Korsel.

Selama akhir pekan, Korut telah menembakkan dua rudal jelajah strategis dari sebuah kapal selam di perairan lepas pantai timurnya. Hal itu diungkap oleh kantor berita resmi Korut, KCNA.

KCNA mengungkapkan Korut melakukan langkah tersebut guna menghadapi situasi imperialis AS dan Korsel.

“Pyongyang memiliki kemampuan militer yang sedang dikembangkan yang ingin diuji dan suka menggunakan kerja sama Washington dan Seoul sebagai alasan,” kata Leif-Eric Easley, seorang profesor di Universitas Ewha di Seoul.

Dalam pernyataan terpisah, kementerian luar negeri Korut menjelaskan bahwa AS berencana untuk mengadakan pertemuan Dewan Keamanan PBB. Mengenai hak asasi manusia HAM) di negara komunis tertutup tersebut bersamaan dengan manuver lainnya.

“Korea Utara dengan getir mencela HAM AS yang kejam sebagai bentuk paling intensif dari kebijakan permusuhannya,” beber KCNA.

Tahun lalu, Korut menobatkan diri sebagai negara dengan senjata nuklir yang dahsyat.

Selain itu, presiden Korut Kim Jong Un juga memerintahkank militernya untuk kian mengintensifkan latihan guna mempersiapkan perang nyata.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.