Dalam postingannya pada hari Selasa (5/9/2023), Musk juga menambahkan bahwa sangat jelas ia mendukung kebebasan berpendapat. Tetapi menentang antisemitisme dalam bentuk apa pun.
ADL menggambarkan dirinya sebagai organisasi anti-kebencian terkemuka di dunia. Serta mengatakan misinya adalah untuk menghentikan pencemaran nama baik terhadap orang-orang Yahudi dan untuk menjamin keadilan dan perlakuan yang adil bagi semua orang.
Tuduhan Lain ke ‘X’
Serangkaian tuduhan telah dilayangkan berbagai pihak kepada Twitter. Selain kontroversi dengan ADL, ‘X’ punya permasalahan lain yaitu dengan kasus terkait pelanggaran hak asasi manusia.
Dilansir dari berbagai sumber, ‘X’ telah dituduh dalam revisi gugatan perdata AS karena membantu Arab Saudi melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang serius terhadap penggunanya.
Hal tersebut termasuk pada hal mengungkapkan data rahasia pengguna atas permintaan otoritas Saudi dengan tingkat yang jauh lebih tinggi daripada sebelumnya.
Gugatan tersebut diajukan pada Mei lalu terhadap X, oleh Areej al-Sadhan. Ia adalah saudara perempuan seorang pekerja bantuan Saudi yang dihilangkan secara paksa dan kemudian dijatuhi hukuman 20 tahun penjara.
Pengacara dari Al-Sadhan memperbarui klaim mereka minggu lalu dengan memasukkan tuduhan baru tentang bagaimana Twitter, di bawah kepemimpinan CEO saat itu Jack Dorsey , dengan sengaja mengabaikan kritik kepada pemerintah Arab Saudi.
Gugatan baru ini merinci bagaimana X awalnya dilihat sebagai kendaraan penting bagi gerakan demokrasi selama musim semi di Arab Saudi, kini justru berbalik arah. (paa/ads)