Konflik itu dipenuhi kekerasa bersenjata dan telah mengakar.
Namun, pada tahun 2004 silam, konflik tersebut kembali memanas.
Menurut Deep South Watch (DSW) yang berbasis di Pattani, wilayah itu juga dilanda lebih dari 20.000 insiden kekerasan mulai dari pemboman hingga serangan senjata.
Karena itulah, PM Malaysia optimis dapat menyelesaikan konflik yang terjadi melalui investasi, perdagangan, dan pembangunan.
“Sangat disayangkan karena pertempuran kecil ini telah menimbulkan banyak ketegangan, semacam kebencian dan ketidakpercayaan.”
“Jadi, kita harus mengimbau semua kekuatan, baik di Thailand dan di selatan. Atau bahkan beberapa di Malaysia untuk memahami dan menghargai bahwa perdamaian harus menjadi pertimbangan utama,” ujar Anwar.
“Saya ingin memulai dengan beberapa elemen kepercayaan di antara kita. Dan hanya melalui ini, kita dapat mencoba dan menyelesaikan masalah yang luar biasa,” imbuh dia.
Tak hanya kerja sama bilateral, Anwar dan Prayut juga membahas mengenai pengungsi dan situasi di Myanmar.
“Hanya sedikit yang bisa kami lakukan kecuali melanjutkan apa yang disebut keterlibatan konstruktif dengan junta Myanmar.”
“Tentang masalah kemanusiaan, kami menanganinya. Tapi kami akan menyarankan ASEAN untuk mengambil tindakan bersama yang koheren sebagai satu kawasan,” tegasnya. (spm/fau)