Masih Butuh Perlindungan COVID-19 dari Asuransi Perjalanan? Simak Ulasannya Berikut Ini!

Ilustrasi perjalanan ke luar negeri (Foto: Pixabay)

ANDALPOST.COM – Menjelang liburan akhir tahun, banyak orang berencana untuk bepergian ke luar negeri. Terlebih, setelah lebih dari dua tahun pandemi COVID-19.

Di samping itu, banyak negara menyambut kembali pengunjung usai melonggarkan atau mencabut pembatasan masuk COVID-19.

Namun pada saat yang sama, varian baru COVID-19 telah bermunculan di seluruh dunia. Sehingga, perusahaan asuransi memberikan saran bagi pelancong untuk memastikan mereka mendapatkan perlindungan yang tepat saat memilih paket asuransi perjalanan.

Apakah Perlindungan Asuransi COVID-19 Penting?

Direktur Layanan Keuangan di Prudential dan agen resmi AIG Singapura, Alan Wong, mengatakan rencana asuransi perjalanan dengan pertanggungan COVID-19 sangat diperlukan.

Ia menjelaskan bahwa seseorang sangat mungkin tertular COVID-19 sebelum dan selama perjalanan.

Jika memiliki perlindungan asuransi maka akan ada jaminan mengenai biaya pengobatan pembatalan perjalanan, penundaan perjalanan, pembatasan perjalanan, dan tunjangan karantina diagnosis COVID-19 di luar negeri. 

Winnie Loh, seorang Pendiri dan Direktur Ad Maiora, sebuah agen asuransi, setuju bahwa perlindungan COVID-19 itu sangat diandalkan. Ia juga mencatat bahwa jumlah kasus COVID-19 meningkat di banyak negara.

Apa yang Harus Diperhatikan dalam Cakupan COVID-19?

Alan Wong merekomendasikan agar para pelancong memperhatikan batas cakupan COVID-19 dalam polis asuransi perjalanan mereka untuk memeriksa apakah itu cukup untuk menutupi biaya pembatalan tiket pesawat, akomodasi, dan rencana perjalanan seseorang.

“Misalnya tiket pesawat Rp 34 juta dan biaya akomodasi Rp 22 juta tetapi batas pembatalan perjalanan hanya Rp 28 juta. Jadi hanya sebagian biaya yang ditanggung, papar Alan, dilansir oleh CNA.

Senada dengan Alan, Chandramogan seorang perencana keuangan senior eksekutif dengan Great Eastern Singapore juga mengatakan hal tersebut.

Chandramogan menuturkan penting untuk mengetahui batas manfaat yang termasuk dalam asuransi perjalanan.

“Mungkin ada kasus di mana seseorang bisa turun karena COVID-19 dan mungkin perlu membatalkan, menunda perjalanan atau mengalami gangguan perjalanan baik sebelum, selama atau setelah perjalanan,” terangnya.

“Untuk situasi seperti itu, perusahaan asuransi akan mengganti biaya berdasarkan sub-batas (the) plan untuk biaya yang dikeluarkan selama situasi ini,” sambung Chandramogan.

Ia juga menambahkan destinasi wisata juga harus jelas guna membuat rencana yang matang.

“Misalnya, di AS, biaya medis bisa gila-gilaan dan tergantung pada jenis rumah sakit dan jumlah hari, Anda mungkin mengeluarkan biaya yang cukup besar,” jelasnya.

Apa Kesalahan Umum yang Harus Dihindari?

Beberapa kesalahan umum yang dilakukan para pelancong adalah memilih polis asuransi perjalanan termurah yang tersedia tanpa memastikan bahwa cakupannya memadai.

Chandramogan mengatakan bahwa seseorang mungkin terinfeksi COVID-19 saat berada di luar negeri dan tergantung pada langkah-langkah serta protokol COVID-19 di negara tersebut. Sehingga, bukan tidak mungkin Anda akan dikenakan tagihan sangat besar.

Selain itu, beberapa orang juga lebih suka membeli asuransi perjalanan secara online daripada melalui agen.

“Proses klaim mungkin tidak langsung dalam beberapa kasus dan mungkin mengakibatkan beberapa klaim ditolak,” terangnya.

Chandramogan memberikan pandangannya bahwa ada banyak skenario yang dapat terjadi saat berada di luar negeri dan mungkin sulit bagi seseorang untuk mengelola sendiri klaim tersebut.

“Bayangkan Anda berada di luar negeri dan Anda mengalami kecelakaan, saya ragu Anda akan berada dalam kerangka berpikir yang benar untuk mengetahui bagaimana mengajukan klaim Anda sendiri,” imbuhnya.

Ia menjelaskan bahwa persyaratan klaim dan dokumen yang diperlukan berbeda-beda sesuai dengan jenis klaim yang diajukan, sehingga penggugat tidak “banyak kerepotan” jika ada seseorang yang memberi tahu apa yang harus dilakukan.

Ia pun menegaskan kepada pelancong agar jangan berhemat pada asuransi perjalanan bahkan untuk perjalanan singkat ke negara tetangga.

“Ada banyak kasus barang dicuri, (pelancong) mengalami kecelakaan lalu lintas dan insiden keracunan makanan yang terjadi selama perjalanan singkat dan konsumen tidak membeli asuransi perjalanan apa pun untuk menanggungnya,” pungkasnya. (SPM/FAU)