Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Mengenal Dina Boluarte, Presiden ‘Tak Sengaja’ Peru Pengganti Pedro Castillo

Presiden Peru Dina Boluarte (60) menggantikan presiden sebelumnya Pedro Castillo. (Sumber: Al Jazeera)

ANDALPOST.COM – Nama Dina Boluarte (60) mendapat sorotan publik lantaran menjadi presiden ‘tak sengaja’ Peru. Pasalnya, pengacara andal tersebut resmi menjabat sebagai presiden Peru usai pemakzulan presiden sebelumnya Pedro Castillo.

Kini, Boluarte harus memimpin negara Peru yang terpecah belah dan disertai rasa frustasi setelah serangkaian peristiwa politik yang dramatis.

“Dalam banyak hal, dia adalah presiden yang tidak disengaja,” kata Jo-Marie Burt, seorang profesor di Universitas George Mason pada Jumat (09/12/2022).

“Seperti banyak presiden Peru baru-baru ini, tidak ada yang mampu memenuhi mandat normal lima tahun. Menunjukkan ketidakstabilan dan kelelahan yang mendalam dari sistem politik saat ini,” imbuh Burt.

Boluarte menduduki kursi nomor satu di Peru usai Pedro Castillo dimakzulkan oleh legistaltor negara tersebut. Ia kemudian ditahan oleh polisi atas tuduhan melakukan percobaan kudeta.

Perempuan itu resmi dilantik pada Rabu (07/12/2022) setelah Kongres yang dipimpin oposisi Peru memberikan suara terbanyak berjumlah 101 banding 6.

Pemungutan suara dilakukan setelah sayap kiri berusaha membubarkan badan legislatif dan membentuk pemerintahan darurat. Namun, langkah tersebut justru menuai banyak kecaman karena dianggap melanggar konstitusi Peru.

Drama politik di Peru terungkap hanya dalam kurun waktu singkat. Mulai dari pemakzulan, penangkapan, dan penahanan Pedro Castillo.

Jaksa Agung Peru telah mengkonfirmasi Castillo sedang diselidiki atas tuduhan “pemberontakan” dan “konspirasi”. Pada hari Kamis (8/12/2022) seorang hakim memerintahkan Castillo untuk ditahan selama tujuh hari.

Penahanan mantan presiden Peru itu membuat ribuan orang turun ke jalan melakukan demo, namun beberapa lainnya justru merayakan pemakzulan Castillo.

Kisruh Politik di Peru

Kekisruhan serta ketidakpastian tersebut membuat perhatian beralih ke Boluarte yang sebelumnya tidak begitu dikenal dalam dunia politik.

Pada 2021 lalu, Dina Boluarte sempat mencalonkan diri sebagai cawapres. Sebagai orang di luar politik, Boluarte memiliki sedikit sekutu dan justru mendapat dukungan dari Partai Peru sayap kiri.

Diketahui bahwa partai tersebut adalah yang membawanya ke dalam politik nasional. Meski begitu, Jo-Marie Burt mengatakan Dina Boluarte akan mengalami kesulitan.

“Dia akan mengalami kesulitan membangun aliansi dan mengisi posisi tinggi pemerintahan,” ujar Burt, “dia harus memisahkan diri dari presiden sebelumnya,” lanjutnya.

“Dia juga akan menghadapi Kongres yang lebih berani dan dikendalikan oleh koalisi partai-partai sayap kanan yang terlibat dalam pemecatan Castillo,” tegas Jo-Marie Burt.

Pesan Persatuan

Usai dilantik, Boluarte berjanji akan membentuk pemerintahan yang bersatu dan berfokus pada agenda inklusi sosial serta memerangi korupsi. Sayangnya, Boluarte justru memiliki konflik politik tersendiri.

Pada bulan Mei lalu, sebuah pengaduan konstitusional diajukan kepada Dina Boluarte sebagai anggota dewan dari dua klub swasta yang berbasis di Lima. Saat itu, ia menjabat sebagai menteri pemerintah.

Pekan ini, penyelidikan oleh Kongres menyimpulkan bahwa Boluarte tidak melanggar hukum apapun.

Sementara itu, pada Kamis (08/12/2022) Dina Boluarte meminta gencatan senjata politik dengan dimulainya diskusi bersama Kongres di istana presiden Peru.

Media di Peru menyebut Boluarte tengah dalam proses pembentukan kabinet menteri yang menurut undang-undang membutuhkan mosi dari Kongres.

(SPM/MIC)