ANDALPOST.COM – Jerald Low merupakan pria asal Singapura yang mendapat julukan “Tinder Swindler” atau penipu andal. Tidak seperti penipu pada umumnya, Jerald dengan terang-terangan mengungkap identitas aslinya.
“Dia dengan berani duduk di depan Anda dan berbicara layaknya orang pada umumnya,” terang Wakil Jaksa Penuntut Umum Leong Wing Tuck, dilansir oleh CNA, Minggu (20/11/2022).
“Dalam banyak kasus penipuan, Anda tidak tahu siapa sebenarnya penipu itu, namun Jerald berbeda. Dia penipu percaya diri,” imbuhnya.
Diketahui, Jerald berhasil mendapatkan lebih dari 10 korban dalam aksi penipuannya. Bahkan, satu di antaranya mengalami kerugian mencapai Rp1 miliar.
Dalam menjalankan aksinya, dia akan berkamuflase menjadi seorang bos, teman, atau bahkan pasangan.
Keahlian dia yang begitu andal dalam tipu menipu, membuat pihak berwenang membutuhkan waktu empat tahun untuk menangkapnya.
Namun saat ia didakwa, Jerald dengan segala tutur katanya mampu meyakinkan hakim, sehingga terbebas dari hukuman.
Lantas, siapa sebenarnya Jerald Low?
Pewaris Keberuntungan dan Kasus Tahun 2018
Semuanya berawal pada tahun 2018 silam, ketika seorang agen properti dari ERA Realty Network menerima telepon dari seorang teman yang ingin memperkenalkan calon pembeli.
Diketahui, calon pembeli itu merupakan warga Singapura yang memiliki ayah keturunan Korea. Ia memiliki warisan yang berlimpah, dan ingin membangun koleksi properti piala dengan anggaran sekitar Rp227 miliar per rumah.
Calon pembeli tersebut bernama Jerald Low, seorang pria berusia 24 tahun dan terlihat seperti seorang miliarder. Penampilan dia sangat meyakinkan, dan tidak menimbulkan kecurigaan sedikit pun.
Pejabat eksekutif utara ERA, Eugene Lim mengatakan Jerald layaknya pembeli properti pada umumnya. Melakukan negosiasi, dan membayar uang muka Rp625 juta hingga Rp9 miliar.
Bahkan, hanya dalam kurun waktu tiga hari, Jerald membeli properti hingga Rp1 triliun.
Pembelian properti ini termasuk beberapa tempat, mulai dari Bishan hingga distrik utama di Orchard Road dan Grange Road.
Alhasil, Lim menuturkan, hal yang dilakukan Jerald sangat di luar kebiasaan para pembeli, terlebih di usianya yang cenderung masih muda.
“Berdasarkan alamat yang tertera di NRIC-nya, sebenarnya dia tinggal di rusun HDB,” ungkap Lim.
Lim juga mengatakan, pemeriksaan mengenai latar belakang Jerald tergolong aman dan bersih. Pasalnya, dia tidak masuk dalam daftar pantauan Otoritas Moneter Singapura.
Nama, sang ayah pun turut diperiksa dan memang benar orang Korea yang kaya raya.
Sayangnya, kejanggalan itu mulai muncul saat Jerald memberikan cek yang tidak bisa dicairkan. Saat diminta keterangan, dia mengaku mengalami keterlambatan dalam menerima warisan.
Namun, properti tersebut bukan tujuan utama Jerald. Ia hanya menginginkan foto selfie yang diambil di penthouse mewah.
Selain itu, surat-surat resmi yang menunjukkan bahwa ia telah membayar uang muka dan siap membelinya. Hal itulah yang menjadi amunisi Jerald untuk mengkait mangsanya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.