“Ayahnya mengklaim lengannya dikunci di brankas dengan kode. Tetapi ternyata anak itu memiliki kodenya,” kata menteri dalam negeri Serbia, Bratislav Gašić.
“Dia mengambil pistol dan tiga magasin dengan masing-masing 15 peluru.” lanjutnya
Astrid Merlini, yang putrinya berada di sekolah saat terjadi penembakan. Ia mengatakan para guru bergerak cepat untuk menyembunyikan siswa saat serangan itu terjadi.
“Ketika (putri saya) melihat satpam jatuh, dia langsung bergegas kembali ke kelas. Dia ketakutan. Dia memberi tahu gurunya, ada penembakan di lantai atas,” kata Merlini .
“Guru segera melindungi anak-anak, mengunci mereka di dalam kelas,” tambah Merlini.
Sebagai Informasi kekerasan senjata api di sekolah sangat jarang terjadi di kota Serbia, pasalnya pembelian senjata api memerlukan izin khusus. (els/zaa)