Pembahasan dalam Pertemuan
Li yang dijatuhi sanksi AS pada 2018 atas pembelian senjata dari Rusia, berjabat tangan dengan Austin saat pada Jumat (2/6/2023).
Namun, keduanya belum berdiskusi lebih dalam, meskipun Washington berulang kali menuntut lebih banyak pertukaran militer.
Pidato Li di pertemuan Singapura lebih terkendali. Meskipun ia menuduh AS dan lainnya campur tangan dalam urusan dalam negeri China. Dengan memberikan dukungan dan pelatihan pertahanan kepada Taiwan, serta melakukan kunjungan diplomatik tingkat tinggi.
“Tiongkok tetap berkomitmen pada jalur pembangunan damai, tetapi kami tidak akan pernah ragu untuk membela hak dan kepentingan kami yang sah, apalagi mengorbankan kepentingan inti bangsa,” beber Li.
Li yang kala itu mengenakan seragam seorang jenderal di Tentara Pembebasan Rakyat China juga melakukan penyelidikan terselubung di AS.
Lantaran Beijing curiga beberapa negara mengintensifkan perlombaan senjata. Serta dengan sengaja mencampuri urusan dalam negeri negara lain.
Ia memperingatkan pembentukan aliansi militer mirip NATO di Asia Pasifik akan menjerumuskan kawasan itu ke dalam pusaran perselisihan dan konflik.
“Mentalitas Perang Dingin sekarang bangkit kembali, sangat meningkatkan risiko keamanan.”
“Saling menghormati harus mengalahkan intimidasi dan hegemoni,” jelasnya.
Li tampaknya merujuk pada aliansi dan kemitraan regional yang menopang Washington. Termasuk p aliansi AUKUS dengan Australia dan Inggris.
Kekangan AS
AS juga merupakan anggota kelompok Quad, yang meliputi Australia, India, dan Jepang.
Analis di China mengatakan, Beijing merasa semakin dipenjara oleh AS.
“Bahkan sebelum konfrontasi langsung baru-baru ini, jalur komunikasi laut China yang tidak hanya Selat Taiwan tetapi Laut China Selatan oleh aset militer Amerika.”
“Pusat rantai pulau pertama di Okinawa, pusat rantai pulau kedua di Guam, bersama dengan chokepoints militer di Singapura, yang seolah-olah mengendalikan aliran keluar darah kehidupan perdagangan China, impor energi,” kata Andrew Leung, seorang konsultan dan analis independen China yang berbasis di Hong Kong.
“Jadi jika Anda berada di China, dan Anda dikepung, wajar saja, Anda melakukan banyak pertahanan,” imbuhnya.
Terlepas dari ketegangan, Beijing merasa penting untuk menjaga komunikasi.
Sehingga, ia mencatat Li mengadakan pembicaraan dengan kepala pertahanan sekutu AS, Korea Selatan dan Jepang, di Singapura.
Sementara Beijing juga menjadi tuan rumah Asisten Menteri Urusan Asia Timur dan Pasifik Washington Daniel Kritenbrink. Dalam diskusi tentang isu-isu utama dalam hubungan bilateral. (spm/ads)